Dari Gelap ke Terang: Restorasi Kelistrikan Percepat Aktivitas Warga Terdampak Banjir
Oleh: Dhita Karuniawati
Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera dalam beberapa waktu terakhir kembali menguji ketangguhan masyarakat dan kesiapan pemerintah dalam menghadapi bencana alam. Curah hujan tinggi yang berlangsung dalam durasi panjang menyebabkan sungai meluap, merendam permukiman, fasilitas umum, serta infrastruktur vital. Di antara berbagai dampak yang dirasakan, terhentinya pasokan listrik menjadi salah satu persoalan paling krusial karena berpengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari warga terdampak. Restorasi kelistrikan menjadi harapan besar bagi warga untuk kembali menjalani kehidupan yang lebih normal.
Pemerintah melalui PLN bersama instansi terkait bergerak cepat melakukan upaya pemulihan pasokan listrik di wilayah terdampak. Restorasi kelistrikan bukan pekerjaan sederhana, melainkan proses teknis yang memerlukan ketelitian dan kehati-hatian tinggi. Sebelum listrik kembali dialirkan, petugas harus memastikan seluruh jaringan dalam kondisi aman, mulai dari pembangkit, gardu, jaringan distribusi, hingga instalasi di rumah warga. Keselamatan menjadi prioritas utama agar pemulihan tidak justru menimbulkan risiko baru.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PT PLN (Persero) menyatakan progres pemulihan listrik di wilayah Sumatra Barat, Sumatra Utara, hingga Aceh yang terdampak bencana secara total mencapai 98,46% per 22 Desember 2025.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, secara nasional, dari total 2.666.398 pelanggan yang terdampak gangguan kelistrikan, sebanyak 2.625.568 pelanggan telah kembali menikmati listrik. Sementara itu, 40.830 pelanggan masih dalam proses pemulihan seiring upaya perbaikan infrastruktur di lapangan.
Di Provinsi Aceh, pemulihan terus menunjukkan tren positif. Dari total aset pelanggan sebanyak 1.847.786 pelanggan, sebanyak 1.807.111 pelanggan atau 97,7% telah kembali menyala. Sisanya, sekitar 40.675 pelanggan masih padam dan menjadi fokus percepatan pemulihan.
Perkembangan signifikan ditandai dengan bertambahnya pelanggan yang kembali menyala sebanyak 6.548 pelanggan, terutama di Desa Krueng Simpo, Desa Simpang Jaya, dan Desa Sukatani. Selain itu, program perbaikan infrastruktur kelistrikan di wilayah kerja UP3 Langsa hingga 21 Desember 2025 telah berhasil memulihkan 166 dari 183 lokasi terdampak bencana atau sekitar 91%. Sementara di wilayah UP3 Lhokseumawe, pemulihan telah mencapai 182 dari 202 lokasi terdampak atau sekitar 90%.
Di Sumatra Utara, kondisi kelistrikan hampir sepenuhnya pulih. Dari total 544.048 pelanggan terdampak, sebanyak 544.038 pelanggan atau sekitar 99,9% telah kembali menyala. Saat ini, tersisa 10 pelanggan yang masih padam, seluruhnya berada di Desa Hutajulu Parbalik, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, akibat akses jalan yang masih tertutup longsor sehingga menyulitkan pekerjaan perbaikan.
Di Sumatra Barat, pemulihan juga berada pada tahap akhir. Dari total 274.564 pelanggan terdampak, sebanyak 274.419 pelanggan atau sekitar 99,9% telah kembali menikmati listrik.
Sementara itu, Pesawat Super Hercules C-130J TNI Angkatan Udara membawa peralatan dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk membantu percepatan pemulihan kelistrikan di lokasi terdampak banjir dan longsor, khususnya wilayah Aceh.
Super Hercules membawa 100 unit genset berkapasitas 10 KVA, 500 unit telepon genggam, 50 unit baterai, dan 50 unit rectifier dengan total muatan sekitar 15 ton yang diberangkatkan dari Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Dirjen Komunikasi Publik dan Media Komdigi Fifi Aleyda Yahya mengatakan bahwa pengiriman genset dilakukan untuk mendukung pemulihan kelistrikan tower jaringan telekomunikasi, khususnya di wilayah Aceh yang saat ini masih membutuhkan perhatian lebih.
Data dari Kementerian Komdigi, pemulihan jaringan telekomunikasi di Sumatra Utara saat ini sudah mencapai sekitar 97 persen, Sumatra Barat sekitar 99 persen, dan Aceh di kisaran 80 persen.
Bantuan genset tersebut merupakan tindak lanjut arahan Presiden RI Prabowo Subianto agar seluruh pihak bergerak cepat dalam mempercepat pemulihan pascabencana banjir dan longsor. Pengiriman bantuan tersebut juga mencerminkan sinergi lintas sektor antara TNI, Kementerian Komunikasi dan Digital, dan PT Telkomsel.
Restorasi kelistrikan pascabanjir di Sumatera menjadi momentum untuk memperkuat ketahanan infrastruktur energi. Evaluasi terhadap jaringan listrik di wilayah rawan banjir terus dilakukan, termasuk peningkatan kualitas peralatan, penyesuaian desain jaringan, serta pemanfaatan teknologi yang lebih adaptif terhadap bencana. Langkah ini diharapkan dapat meminimalkan dampak pemadaman dan mempercepat pemulihan jika bencana serupa kembali terjadi.
Banjir memang membawa kegelapan dalam berbagai aspek kehidupan warga Sumatera. Namun, melalui kerja cepat, sinergi lintas sektor, dan dedikasi petugas di lapangan, cahaya kembali menyala. Restorasi kelistrikan bukan sekadar memulihkan aliran energi, tetapi juga menghidupkan kembali aktivitas sosial, ekonomi, dan harapan masyarakat. Dari gelap ke terang, proses pemulihan ini menjadi bukti nyata kehadiran negara dalam mendampingi warga melewati masa sulit dan melangkah menuju kehidupan yang lebih baik.
*) Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia






