Kata Papua

Diskon Tarif Listrik Bagian Dari Stimulus Ekonomi - Kata Papua

Diskon Tarif Listrik Bagian Dari Stimulus Ekonomi

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Diskon Tarif Listrik Bagian Dari Stimulus Ekonomi

 

Jakarta, – Dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat daya beli masyarakat, pemerintah Indonesia kembali meluncurkan enam paket stimulus ekonomi yang akan mulai berlaku pada 5 Juni 2025. Salah satu program unggulan dalam paket ini adalah pemberian diskon tarif listrik sebesar 50% kepada pelanggan rumah tangga dengan daya listrik 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan hingga 2.200 VA.

 

 

 

 

Kebijakan diskon ini akan berlangsung selama dua bulan, yakni Juni dan Juli 2025, yang bertepatan dengan musim liburan sekolah. Pemerintah berharap stimulus ini akan meningkatkan konsumsi rumah tangga, yang selama ini menjadi kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyatakan total ada enam paket bantuan stimulus yang disiapkan pemerintah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemberian berbagai stimulus ekonomi tersebut diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat dan meningkatkan konsumsi domestik. Pemerintah ingin mendorong ekonomi kuartal II-2025 kembali ke 5%.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Diskon ini akan dinikmati oleh lebih dari 80 juta pelanggan PLN yang tergolong rumah tangga kecil. Sesuai data yang dihimpun dari PT PLN (Persero), program ini mencakup sekitar 97% dari total pelanggan rumah tangga, sehingga dipastikan memberikan dampak luas bagi ekonomi nasional. Pelanggan tidak perlu melakukan registrasi tambahan karena diskon akan diberikan secara otomatis, baik bagi pelanggan pascabayar maupun prabayar.

 

 

 

 

“Dengan sistem layanan pelanggan yang sudah terdigitalisasi di PLN, kami memastikan diskon ini akan langsung diterapkan di sistem tagihan dan pembelian token. Tidak perlu proses rumit, pelanggan langsung merasakan manfaatnya,” jelas Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Langkah ini merupakan lanjutan dari kebijakan sebelumnya yang juga memberikan diskon serupa pada bulan Januari dan Februari 2025. Efektivitasnya dalam menjaga daya beli dan memperkuat permintaan domestik membuat pemerintah kembali mengadopsinya sebagai strategi fiskal jangka pendek.

 

 

 

 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam pernyataan resminya menyebutkan bahwa konsumsi rumah tangga adalah penyumbang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, mencapai lebih dari 50%. Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya dukungan pemerintah terhadap kelompok konsumen ini.

 

 

 

 

“Hingga akhir tahun, kita targetkan ekonomi tetap tumbuh stabil di angka 5%. Konsumsi rumah tangga harus terus dijaga agar momentum pertumbuhan tidak terhenti. Maka, intervensi seperti ini sangat krusial, terutama di masa liburan sekolah,” ujar Airlangga.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Diskon tarif listrik ini juga disertai berbagai stimulus lain, seperti diskon tiket pesawat, tarif tol, dan subsidi angkutan umum. Pemerintah mengalokasikan anggaran khusus untuk paket ini, guna menjaga stabilitas ekonomi dalam menghadapi dampak perlambatan global dan tekanan inflasi domestik pasca kenaikan PPN.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Langkah ini menuai sambutan positif dari berbagai kalangan, termasuk pelaku usaha kecil yang memanfaatkan listrik rumah tangga untuk operasional. Dengan penghematan biaya listrik, mereka dapat mengalokasikan dana untuk keperluan produksi atau pemasaran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Stimulus ekonomi kali ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menjaga kesejahteraan masyarakat dan menggerakkan ekonomi nasional secara inklusif. Dengan kombinasi antara dukungan langsung kepada masyarakat dan penguatan sektor konsumsi, diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kokoh menghadapi tantangan global sepanjang 2025.

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
On Key

Related Posts

Pemerintah Optimalkan Mitigasi Hadapi Karhutla

Pemerintah Optimalkan Mitigasi Hadapi Karhutla Oleh : Gavin Asadit Memasuki musim kemarau yang diperkirakan mencapai puncaknya pada Agustus 2025, pemerintah Indonesia terus memperkuat langkah-langkah antisipasi