Kecam Tindakan Separatis OPM, Tokoh Papua Tegaskan Komitmen Jaga Perdamaian
Papua — Meningkatnya aksi kekerasan bersenjata oleh kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah Papua Tengah menuai kecaman keras dari berbagai tokoh masyarakat dan pejabat daerah. Mereka menilai tindakan OPM tidak hanya merusak keamanan, tetapi juga mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan agama yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Papua.
Dalam kunjungan reses ke Nabire, Wakil Ketua DPD RI, Yorrys Raweyai, mengungkapkan kekerasan oleh OPM yang terjadi di wilayah seperti Puncak, Intan Jaya, dan Dogiyai telah menciptakan ketakutan mendalam di tengah masyarakat. Fasilitas umum seperti sekolah dan rumah sakit lumpuh, dan warga hidup dalam ketidakpastian masa depan, terutama anak-anak yang kesulitan mendapatkan akses pendidikan.
“Kami berharap seluruh unsur pemerintahan daerah bekerja sama, bersinergi dan berkolaborasi dalam menangani masalah Papua Tengah” kata Yorrys.
Sementara itu, Ketua Klasis Baliem Yalimo, Pendeta Eduard Su, menyesalkan aksi penyerangan OPM terhadap gereja yang sedang dibangun. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai penghinaan terhadap tempat suci dan bentuk kejahatan kemanusiaan yang sudah melampaui batas. Eduard menyerukan kepada masyarakat Papua untuk bersatu melawan teror dan menegakkan nilai-nilai perdamaian.
“Gereja adalah simbol damai, bukan medan pertumpahan darah. Pembunuhan terhadap dua warga yang tengah membangun rumah Tuhan adalah bentuk kebiadaban,” ujarnya.
Kecaman serupa juga datang dari Wakil Bupati Jayawijaya, Ronny Elopere. Ia menegaskan bahwa tindakan OPM bukan perjuangan kemerdekaan, melainkan teror terhadap orang asli Papua sendiri.
“Kami tidak akan tinggal diam. Ini adalah aksi terorisme. Kami akan bersinergi dengan TNI-Polri untuk mengusut tuntas dan memulihkan rasa aman masyarakat,” tegas Ronny.
Tokoh gereja Papua lainnya, Socratez Yoman, menyampaikan dukungan terhadap program-program Presiden Prabowo Subianto dan mendoakan agar beliau senantiasa diberi kekuatan dalam menjalankan tugas negara. Ia berharap pemimpin nasional dapat membawa solusi damai dan adil bagi masyarakat Papua.
Solidaritas antara pemimpin daerah, tokoh agama, dan masyarakat Papua menjadi kunci penting dalam menolak kekerasan dan mengembalikan harapan akan masa depan yang aman, damai, dan bermartabat di Tanah Papua.