KTT Ke-43 ASEAN Tunjukkan Peran Kepemimpinan Indonesia Hadapi Tantangan Global
Pasca sukses menggelar KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo pada bulan Mei lalu, kini Jakarta akan menjadi tempat penyelenggaraan KTT ke-43 ASEAN. Dalam KTT ASEAN Ke- 43 tahun ini, Indonesia sebagai Ketua KTT ASEAN dapat menunjukan perannya hadapi berbagai tantangan global.
KTT ke-43 ASEAN akan berlangsung mulai 5 hingga 7 September mendatang, dimana Presiden Jokowi bakal memimpin 12 pertemuan dalam rangkaian event tersebut.
“Ada 12 pertemuan yang akan dipimpin Presiden di antaranya KTT ke-43 ASEAN dalam format plenary, KTT ke-43 ASEAN dalam format retreat, KTT ke-26 ASEAN-China, serta KTT ke-24 ASEAN-Korea Selatan,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Sidharto R Suryodipuro, kepada awak media.
Selain negara anggota ASEAN, KTT ini juga dihadiri organisasi dan negara-negara mitra ASEAN, seperti Amerika Serikat, Jepang, juga IMF dan World Bank.
Menurut Sidharto, apabila KTT ASEAN dalam format plenary maupun retreat akan diselenggarakan pada 5 September 2023. Maka pada hari selanjutnya, akan dilaksanakan KTT antara ASEAN dengan negara-negara mitra yang akan berlangsung hingga 7 September 2023.
Sementara pada 7 September 2023, akan digelar pula KTT Asia Timur dan KTT ASEAN Plus Three.
“Tapi intinya goals yang akan diharapkan adalah menguatkan pencapaian dan pondasi visi ASEAN 2045. Di samping itu penguatan kelembagaan ASEAN baik dari segi pembuatan keputusan yang lebih efektif dan efisien hingga hal-hal substansi keorganisasian,” ungkap Sidharto.
Sebelumnya, seperti dilansir dari laman resmi Kemensetneg, dalam sambutannya pada Peringatan HUT ke-56 ASEAN Presiden Jokowi menekankan pentingnya soliditas ASEAN dan stabilitas kawasan guna menghadapi tantangan global dan mewujudkan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan. Secara khusus, Presiden menekankan pentingnya implementasi Five Point Consensus dalam penyelesaian konflik di Myanmar.
“Kita berharap persoalan di Myanmar itu segera selesai karena menyangkut kemanusiaan, menyangkut rakyat Myanmar, dan pada kenyataannya memang tidak gampang, sangat kompleks, konfliknya sudah bukan konflik satu dengan dua, tapi dengan tiga, dengan empat, dengan lima, sehingga memerlukan waktu. Dan itu bisa terjadi kalau semua stakeholders yang ada di Myanmar itu mau, memiliki kemauan yang sama untuk menyelesaikan masalah itu. Jika tidak, memang sangat sulit,” tutur Jokowi.
Dalam keseluruhan rangkaian KTT ASEAN ini, juga akan akan menjadi ajang berbagai pertemuan bilateral di antara para pemimpin yang hadir. [-red]