Kata Papua

Mengapresiasi Komitmen Apkam Lindungi Masyarakat Papua dari KST dan KKP - Kata Papua

Mengapresiasi Komitmen Apkam Lindungi Masyarakat Papua dari KST dan KKP

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Mengapresiasi Komitmen Apkam Lindungi Masyarakat Papua dari KST dan KKP

Oleh : Rebecca Marian

Aparat Keamanan memiliki komitmen yang sangat kuat untuk terus menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di seluruh wilayah Papua, terutama dari gangguan pihak tidak bertanggungjawab seperti keberadaan Kelompok Separatis dan Teroris (KST) serta Kelompok Kriminal Politik (KKP).

Mengenai hal tersebut, Kepala Operasi Damai Cartenz 2024, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Faizal Ramadhani mengatakan bahwa pihaknya terus menggencarkan operasi, yang mana hal tersebut difokuskan untuk melakukan penegakan hukum terhadap kedua kelompok yang sangat mengganggu stabilitas keamanan bangsa itu.

Dalam operasi yang dilakukan pada tahun 2024 ini, dirinya menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan oleh aparat keamanan tetap sama seperti tahun sebelumnya, yakni dengan pendekatan yang menjunjung tinggi humanisme, namun tetap melakukan penegakan hukum yang tegas dan terukur.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kabag Penum Divisi Humas) Kombes Pol Erdi A. Chaniago mengatakan bahwa Operasi Damai Cartenz 2024 yang diperpanjang sejak tanggal 1 Januari 2024 itu memang terus mengedepankan upaya yang humanis dan persuasif.

Diketahui bahwa Operasi Damai Cartenz 2024 sendiri dimulai sejak tanggal 1 Januari dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2024, yang mana berarti operasi tersebut akan berjalan selama satu tahun penuh.

Beberapa hal yang dilakukan dalam masa operasi Damai Cartenz 2024 tersebut yakni mencakup pembinaan kepada masyarakat, pendeteksian dini hingga terus menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat, yang mana seluruhnya juga didukung oleh satuan tugas (Satgas) penegakan hukum.

Untuk sasaran operasinya sendiri, Kombes Pol Faizal Ramdhani menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan operasi di wilayah Provinsi Papua Tengah dan juga Papua Pegunungan. Dari kedua provinsi itu, terlebih, pihak aparat keamanan akan berfokus pada sembilan kabupaten, diantaranya adalah Pegunungan Bintang, Yahukimo, Mimika, Intan Jaya, Dogiyai, Puncak, Nduga, Jaya Wijaya hingga Jayapura.

Sementara itu, Kepala Satuan Tugas Hubungan Masyarakat Operasi (Kasatgas Humas Ops) Damai Cartenz 2024, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bayu Suseno mengatakan bahwa fokus operasi yang dilakukan aparat keamanan pada tahun 2024 ini yakni memang tetap pada penegakan hukum terhadap KST dan KKP.

Lebih lanjut, sampai saat ini memang masih terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh aparat keamanan seperti halnya adanya kasus penyanderaan terhadap Pilot Maskapai Penerbangan Susi Air bernama Kapten Philip Mark Mehrtens yang masih belum dibebaskan oleh Pimpinan KST Papua di Nduga, Egianus Kogoya.

Optimisme dan harapan besar mewarnai terkait dengan penyelesaian kasus tersebut, yakni diharapkan supaya kasus penyanderaan itu bisa sesegera mungkin tertangani dengan maksimal pada tahun 2024 ini.

Kemudian dengan adanya perpanjangan operasi Damai Cartenz 2024 tersebut, diharapkan pula supaya situasi keamanan yang ada di Papua bisa terus ditingkatkan. Di sisi lain, upaya untuk melakukan penegakan hukum terhadap kelompok tidak bertanggungjawab seperti KST dan juga KKP akan mampu semakin ditingkatkan pula sehingga bisa menciptakan situasi Bumi Cenderawasih yang jauh lebih aman dan damai.

Sebagaimana dalam Rilis Akhir Tahun (RAT) 2023 yang disampaikan oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo bahwa sepanjang tahun lalu, operasi Damai Cartenz sendiri telah melibatkan hingga sebanyak 908 personel, yang mana terdiri atas 777 personel Polri dan sebanyak 131 personel dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Kala itu, Operasi Damai Cartenz menggunakan upaya secara hard approach namun tetap menjunjung tinggi prinsip penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) untuk bisa menanggulangi berbagai macam gangguan yang dilakukan oleh KST, KKP dan seluruh jaringan mereka.

Selama tahun 2023 lalu pula, telah sebanyak 19 orang Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua berhasil dilumpuhkan oleh aparat keamanan, kemudian sebanyak 124 orang telah dilakukan penegakan hukum yang tegas, yang mana diantaranya sebanyak 25 orang telah masuk ke dalam tahap P-21 (berkas perkara lengkap), sebanyak 34 orang pada tahap penyidikan dan 65 orang diantaranya masuk ke dalam tahap penyelidikan.

Dalam menggencarkan operasi Damai Cartenz pada tahun lalu itu, aparat keamanan juga berhasil melakukan pengamanan pada sebanyak 32 pucuk senjata, kemudian terdapat sebanyak 1.279 butir peluru, 25 magasin, 107 alat komunikasi, 31 senjata tajam (sajam) hingga sebanyak 334 barang bukti lainnya. Bukan hanya itu, namun aparat keamanan juga berhasil menduduki sebanyak 47 titik markas KST Papua.

Seluruh keberhasilan aparat keamanan untuk terus memastikan supaya keamanan dan ketertiban masyarakat, khususnya di wilayah Papua terhadap ancaman KSTP dan KKP patut diapresiasi dengan sangat tinggi. Terlebih, berkaca dari keberhasilan pada tahun 2023 lalu, kini aparat keamanan juga masih memiliki komitmen yang sama kuatnya dengan melanjutkan Operasi Damai Cartenz 2024.

)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Jakart

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn

Most Popular

Categories

Related Post

Uncategorized
Mengecam Kelicikan KST Papua Jadikan Masyarakat Papua Tameng Hidup Oleh : Clara Anastasya Wompere Kelompok separatis dan teroris (KST) di Papua merupakan gerombolan kriminal dan pengacau yang sangat licik. Bagaimana tidak, pasalnya mereka dengan sangat tegas menggunakan warga yang merupakan masyarakat orang asli Papua (OAP) untuk menjadi tameng hidup pada saat terjadinya baku tembak dengan pihak aparat keamanan dari personel gabungan ketika mereka sedang terpojok. Satuan Tugas (Satgas) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Batalyon Infanteri 133 Yudha Sakti terlibat baku tembak dengan gerombolan separatis tersebut, yang mana juga termasuk ke dalam Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kampung Ayata, Kabupaten Maybrat. Dalam baku tembak itu, sebanyak ratusan warga setempat berhasil dievakuasi oleh aparat keamanan untuk bisa menghindarkan mereka dari adanya upaya ataupun potensi akan intimidasi dari kelompok separatis. Seluruh warga telah dievakuasi ke tempat yang aman agar bisa menghindarkan mereka dari KST Papua. Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Letnan Kolonel (Letkol) Infanteri Andika Ganesha Sakti yang memimpin langsung Satgas tersebut berhasil menggagalkan upaya pengibaran bendera Bintang Kejora yang hendak dilakukan oleh kelompok separatis dan teroris dari Organisasi Papua Merdeka itu di Dusun Aimasa Lama, Kampung Ayata, Distrik Aifat Timur Tengah. Diketahui bahwa aksi pengibaran bendera Bintang Kejora tersebut dilakukan dalam rangka untuk memperingati Hari Manifesto Politik Papua Merdeka pada tanggal 1 Desember. Sempat terjadi baku tembak antara gerombolan separatis itu dengan pihak aparat keamanan dari Satgas TNI. Baku tembak tersebut terjadi saat aparat keamanan hendak berupaya untuk menggagalkan rencana pengibaran Bendera Bintang Kejora yang dilakukan oleh kelompok penentang ideologi negara itu. Mereka semua bahkan sempat sangat terdesak karena adanya tindakan tegas yang dilakukan oleh aparat keamanan. Akan tetapi, tatkala sedang terdesak, alih-alih menyerahkan diri, justru KST Papua melakukan cara licik lainnya, yakni melakukan intimidasi kepada warga setempat untuk menjadikan mereka sebagai tameng hidup pada saat baku tembak tersebut terjadi. Sontak, mengetahui adanya kelicikan yang dilakukan oleh gerombolan teroris dari Bumi Cenderawasih itu, aparat keamanan pun langsung bergerak dengan cepat dan dengan sangat hati-hati untuk melakukan penyelamatan kepada para penduduk kampung demi bisa menghindari jatuhnya korban jiwa dari masyarakat sipil. Pergerakan tempur yang dilakukan oleh pihak Satgas TNI sendiri kemudian membuahkan hasil yang sangat optimal, yakni aparat keamanan pada akhirnya berhasil memukul mundur KST Papua dan membuat mereka semua langsung melarikan diri masuk ke arah hutan dan perbukitan. Tentu saja upaya yang dilakukan oleh aparat keamanan tidak hanya berhenti sampai di situ saja, melainkan pihak Satgas TNI langsung mengerahkan sejumlah drone untuk melakukan pemantauan dari udara mengenai pergerakan yang dilakukan oleh gerombolan separatis tersebut. Dari hasil pantauan yang dilakukan melalui drone di udara, ternyata diketahui bahwa KST Papua yang melakukan penyerangan dan sempat melakukan kontak tembak dengan aparat keamanan bahkan hingga menjadikan warga sipil sebagai tameng hidup itu berjumlah sekitar delapan orang yang merupakan pimpinan dari Manfred Fatem. Mereka semua juga terlihat membawa beberapa pucuk senjata api. Terkait hasil pemantauan dan juga penyelidikan yang langsung dilakukan oleh aparat keamanan setelah sempat terjadinya kontak tembak hingga membuat KST Papua terpojok dan melarikan diri itu, Letkol Infanteri Andika Ganesha Sakti kemudian menuturkan bahwa ditemukan rencana dari pihak gerombolan teroris tersebut selain melakukan pengibaran akan bendera Bintang Kejora, namun mereka juga hendak menyusun rencana untuk melakukan penyerangan kepada aparat keamanan serta melakukan aksi teror yang dapat mengganggu kenyamanan serta kedamaian dari masyarakat setempat. Meski begitu, namun untuk saat ini, situasi akan keamanan dan kondusifitas di Kampung Ayata sendiri sudah secara sepenuhnya dikuasai oleh aparat keamanan dari personel gabungan yang terdiri dari TNI dan juga Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), yang mana seluruh aparat keamanan itu jelas akan tetap terus hadir bagi masyarakat untuk bisa memberikan rasa aman kepada warga setempat di Bumi Cenderawasih. Guna bisa memastikan upaya memberikan kenyamanan dan mendatangkan keamanan bagi masyarakat setempat di Papua hingga mereka semua bisa merasa aman, aparat TNI dari Satgas Yonif 133 Yudha Sakti juga memberikan bantuan logistik berupa makanan dan juga dukungan pelayanan kesehatan yang ditujukan bagi sebanyak ratusan penduduk. Lebih lanjut, pihak pasukan aparat keamanan juga sampai saat ini masih terus berupaya untuk melakukan pemburuan kepada para pelaku dari kelompok separatis dan teroris Papua itu serta membuat parameter akan pengamanan di sekitar wilayah perkampungan agar tidak sampai disusupi lagi oleh KST pimpinan Manfred Fatem. Sebenarnya gerombolan teroris dari KST Papua tersebut sama sekali tidak berdaya, pasalnya mereka hanya bisa melancarkan aksi yang sangat licik ketika sedang terpojok dalam baku tembak melawan aparat keamanan Republik Indonesia. Mereka dengan sangat tega bahkan menggunakan warga sipil yang tidak berdosa sebagai tameng hidup. )* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Yogyakart
On Key

Related Posts