Oleh: Recky Rumbiak
Aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM), terus menjadi ancaman serius bagi keamanan dan ketenangan masyarakat Papua. Aksi yang terjadi berulang kali tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga melukai rasa aman masyarakat, mengganggu aktivitas ekonomi, pendidikan, dan pembangunan di wilayah tersebut. Situasi ini membawa dampak buruk yang kompleks bagi berbagai sektor kehidupan masyarakat Papua.
Serangkaian aksi penembakan dan kekerasan yang dilakukan OPM kerap kali melibatkan sasaran warga sipil, yang bukan dari masyarakat setempat, namun juga para pekerja yang tengah bertugas di Papua. Banyak pekerja dari berbagai daerah di Indonesia yang berkontribusi pada pembangunan Papua seperti membangun infrastruktur, memperbaiki fasilitas kesehatan, hingga mengajar di sekolah-sekolah.
Mereka yang hadir di sana sebenarnya memiliki tujuan yang mulia untuk membangun Papua agar semakin maju. Namun sayangnya, aksi kekerasan OPM mengakibatkan banyak dari mereka merasa ketakutan bahkan sampai meninggalkan tugasnya. Hal ini jelas menghambat proses pembangunan di Papua, yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat.
Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan mengatakan gerombolan OPM melakukan aksi penembakan terhadap Pemilik kios bernama Jamaluddin alias Dg Eppe, bertempat di Kuburan Distrik 7 Pagaleme, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Jamaluddin tewas dengan luka tembak di leher sebelah kanan tembus ke kepala belakang bagian kiri.
Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz-2024, Brigjen Pol Faizal Ramadhani mengatakan pihaknya telah berhasil mengamankan DPO OPM atas nama Mairon Tabuni alias Solikin. Yang bersangkutan terlibat dalam kriminal penyerangan dan penembakan warga sipil di Ilaga Kabupaten Puncak.
Sementara itu, Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024, Kombes Pol Bayu Suseno menambahkan, Mairon Tabuni merupakan anggota OPM Kepala Air pimpinan Papuanus alias Jeki Murib di Kabupaten Puncak. Saat ini, Mairon Tabuni telah dibawa ke Posko Operasi Damai Cartenz-2024 di Mimika untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Bayu juga menyampaikan Satgas Ops Damai Cartenz-2024 terus bekerja keras untuk menegakkan hukum terhadap OPM di Papua demi terciptanya Papua yang aman dan damai. Sebelumnya, Ops Damai Cartenz juga telah berhasil menangkap Pimpinan OPM Paniai, Jemmy Magai Yogi yang menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat West Papua Army (WPA) Divisi II Pemka IV Paniai
Tidak dapat dipungkiri, peran pemerintah dalam membangun Papua sangat penting dan menjadi bukti nyata dari komitmen nasional untuk mewujudkan pemerataan pembangunan. Namun, setiap kali ada aksi teror dan penembakan, pemerintah pun harus melakukan tindakan ekstra demi menjaga keamanan di sana. Aparat keamanan dikerahkan untuk menjaga agar situasi tetap terkendali. Kehadiran aparat ini seharusnya mendukung stabilitas wilayah, tetapi adanya ancaman dari OPM membuat situasi menjadi tidak stabil.
Masyarakat di Papua mengalami dampak psikologis yang sangat besar akibat rentetan aksi penembakan ini. Trauma dan ketakutan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rawan konflik. Anak-anak, yang seharusnya menikmati masa kecil mereka dengan aman dan nyaman, malah dihadapkan pada kenyataan yang jauh dari rasa aman. Mereka tumbuh dengan pengalaman melihat kekerasan, mendengar suara tembakan, dan mengalami ketidakpastian.
Trauma semacam ini tentunya dapat mengganggu perkembangan psikologis mereka dan mempengaruhi bagaimana mereka memandang masa depan. Jika tidak ditangani dengan baik, ini bisa menyebabkan generasi muda Papua kehilangan motivasi dan harapan untuk menjalani hidup yang lebih baik di masa mendatang.
Selain dampak psikologis, serangan OPM juga menimbulkan dampak ekonomi yang signifikan. Banyak perusahaan yang beroperasi di Papua merasa perlu meningkatkan biaya keamanan demi melindungi karyawan mereka. Bahkan, beberapa perusahaan memilih menghentikan sementara kegiatan operasional mereka setiap kali terjadi aksi kekerasan yang besar. Hal ini mengakibatkan penurunan produktivitas dan hilangnya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
Ketidakstabilan ini memengaruhi iklim investasi di Papua, sehingga beberapa investor asing maupun lokal merasa ragu untuk menanamkan modalnya di wilayah tersebut. Padahal, investasi adalah salah satu kunci utama untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Papua dan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Banyak pihak yang berharap agar upaya perdamaian di Papua dapat dicapai melalui dialog dan solusi damai.
Dukungan dari pemerintah pusat untuk menumpas kelompok-kelompok separatis di Papua menjadi semakin penting untuk mengakhiri ketidakamanan ini. Pemerintah, bersama dengan aparat keamanan, harus berupaya melumpuhkan kekuatan OPM dengan cara-cara yang sesuai dengan hukum dan hak asasi manusia. Selain itu, peran dari tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para pemimpin lokal di Papua juga sangat dibutuhkan untuk mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan suasana yang damai dan kondusif. Dengan bekerja sama, berbagai pihak dapat menciptakan suatu pendekatan komprehensif yang tidak hanya berfokus pada keamanan, tetapi juga pada penyelesaian akar masalah yang melatarbelakangi konflik di Papua.
)* Penulis adalah Redaktur Media Persatuan Pemuda Papua Barat