Kata Papua

Miliki Fasilitas Lengkap, AMN Manado Membutuhkan Dukungan Pemuda - Kata Papua

Miliki Fasilitas Lengkap, AMN Manado Membutuhkan Dukungan Pemuda

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Miliki Fasilitas Lengkap, AMN Manado Membutuhkan Dukungan Pemuda

Oleh : Henly Wangko

Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) terbukti sukses dalam mewujudkan adanya integrasi bangsa melalui bersatunya para pemuda. Sehingga dengan bukti tersebut, maka sudah saatnya kini para anak muda mampu bergabung bersama pada program baik tersebut mengingat program tersebut memiliki fasilitas lengkap dari asrama hingga sarana olah raga.

Bergabungnya para putra dan putri terbaik penerus generasi bangsa yang merupakan para pemuda dalam Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) yang dibangun oleh Badan Intelijen Negara Republik Indonesia (BIN RI) tersebut juga menjadi salah satu langkah konkret mereka untuk berperan aktif dalam mengaktualisasikan integrasi bangsa.

Bukan tanpa alasan, pasalnya integrasi bangsa memang benar-benar ditekankan dan ditanamkan pada AMN tersebut, yakni dengan ditandai bagaimana para mahasiswa yang berasal dari seluruh pelosok Nusantara dan memiliki beragam sekali latar belakang, mereka hidup dalam satu atap dan menjalankan keseharian bersama serta terus dibekali dengan wawasan kebangsaan.

Adanya integrasi bangsa, terlebih pada sebuah negara yang memiliki banyak sekali latar belakang masyarakat seperti Indonesia ini merupakan sebuah hal yang sangatlah penting. Terlebih, integrasi bangsa sendiri juga telah menjadi salah satu tujuan atau cita-cita negara sebagaimana yang diinginkan oleh para pendiri bangsa terdahulu melalui penerapan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Jika hendak menerapkan semboyan tersebut secara menyeluruh dan utuh, maka sudah menjadi hal yang sangat wajib segenap elemen bangsa mampu mewujudkan persatuan dan kesatuan meski di tengah keberagaman.

Tanpa adanya integrasi bangsa, maka suatu negara juga akan sangat mudah atau rawan terjadi perpecahan dan sangat gampang untuk dihasut oleh pihak lain yang sama sekali tidak bertanggungjawab.

Oleh karena bagaimana pentingnya untuk terus merawat integrasi bangsa tersebut, maka seluruh generasi muda memiliki kewahiban untuk mewujudkan dan mempertahankannya dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Salah satu langkah untuk mendidik para generasi muda penerus bangsa supaya memiliki nilai-nilai kebangsaan dan cinta kepada Tanah Air sehingga mampu terus merawat atau menjaga integrasi bangsa tersebut adalah dari bagaimana upaya BIN RI membangun AMN di beberapa titik di Indonesia.

Diketahui bahwa sebelumnya, Asrama Mahasiswa Nusantara sendiri telah berdiri tegak dan menjadi salah satu tonggak para pemuda bangsa untuk mewujudkan integrasi bangsa, bertempat di Kota Pahlawan Surabaya.

Kemudian karena keberhasilannya mendidik seluruh generasi muda dan mengkader para calon pemimpin bangsa yang memiliki karakter kebangsaan kuat namun dengan daya saing bertaraf internasional, maka Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) menugaskan kepada Badan Intelijen Negara untuk melanjutkan pengadaan AMN hingga ke beberapa titik lain menyebar di seluruh pelosok Nusantara.

Maka dari itu, kini AMN juga telah dibangun di Manado sebagai bentuk tindak lanjut akan instruksi tersebut. Selain itu, sebagai upaya nyata dari BIN memberikan fasilitas sangat lengkap kepada para pemuda bangsa supaya mereka bisa berkontribusi secara aktif dan positif dalam merawat integrasi bangsa.

Bahkan, tidak hanya akan dibangun di Surabaya dan Manado saja, melainkan Asrama Mahasiswa Nusantara itu juga ke depannya akan terus digencarkan pembangunannya hingga di beberapa wilayah seperti Makassar, Yogyakarta, Malang dan juga Jakarta Selatan.

Wakil Ketua Kelompok Kerja (Wakapokja) AMN Manado, Idham Malik mengatakan bahwa tujuan utama dari pembangunan Asrama Mahasiswa Nusantara tersebut adalah sebagai bentuk wadah untuk semakin mempersatukan seluruh mahasiswa dan mahasiswi penerus generasi bangsa dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Sehingga nantinya diharapkan mereka semua bisa saling mengenal satu sama lain dan juga saling menghargai adanya perbedaan budaya masing-masing serta terus menjaga kerukunan dan kekompakan untuk semakin memperkuat hubungan antar anak bangsa dalam bingkai NKRI dan merawat integrasi bangsa.

Sementara itu, Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulawesi Utara (Sulut), Steve Kepel berharap supaya ke depannya Gedung AMN yang diinisasi oleh BIN RI tersebut bisa memberikan andil dalam pembangunan atau peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia, khususnya di Provinsi Sulawesi Utara.

Tentunya pembangunan gedung Asrama Mahasiswa Nusantara itu tidak hanya sekedar menjadi pekerjaan fisik semata, namun juga mampu menjadi sebuah simbol dari betapa kuatnya komitmen Badan Intelijen Negara terhadap pembangunan dan pengembangan kualitas SDM muda bangsa.

Melalui pembangunan asrama tersebut, maka akan bisa menciptakan sebuah lingkungan yang sangat kondusif bagi seluruh mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai macam daerah di seluruh pelosok Nusantara untuk belajar, berkreasi dan berkolaborasi sebagai langkah yang signifikan untuk mendukung penuh visi bangsa ini menciptakan generasi muda yang unggul dan siap bersaing pada level nasional hingga internasional.

Konsultan pembangunan AMN dari Universitas Indonesia (UI), Gumilar terdapat empat nilai inti atau core values dari pendidikan multikultural yang terus diberikan dalam asrama tersebut, yakni apresiasi pada multikultural, kemudian pengakuan harkat manusia dan HAM, pengembangan tanggung jawab masyarakat dunia, serta pengembangan tanggung jawab manusia terhadap planet bumi.

Dengan berbagai macam benefit dari Program AMN tersebut, maka kini sudah saatnya para generasi muda penerus bangsa mengetahui dan menyadari betapa pentingnya upaya untuk terus menjaga atau merawat integrasi bangsa dengan bergabung bersama pada program ini.

)* Penulis adalah Mahasiswa Universitas Prisma Manado

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn

Most Popular

Categories

Related Post

Uncategorized
Mengecam Kelicikan KST Papua Jadikan Masyarakat Papua Tameng Hidup Oleh : Clara Anastasya Wompere Kelompok separatis dan teroris (KST) di Papua merupakan gerombolan kriminal dan pengacau yang sangat licik. Bagaimana tidak, pasalnya mereka dengan sangat tegas menggunakan warga yang merupakan masyarakat orang asli Papua (OAP) untuk menjadi tameng hidup pada saat terjadinya baku tembak dengan pihak aparat keamanan dari personel gabungan ketika mereka sedang terpojok. Satuan Tugas (Satgas) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Batalyon Infanteri 133 Yudha Sakti terlibat baku tembak dengan gerombolan separatis tersebut, yang mana juga termasuk ke dalam Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kampung Ayata, Kabupaten Maybrat. Dalam baku tembak itu, sebanyak ratusan warga setempat berhasil dievakuasi oleh aparat keamanan untuk bisa menghindarkan mereka dari adanya upaya ataupun potensi akan intimidasi dari kelompok separatis. Seluruh warga telah dievakuasi ke tempat yang aman agar bisa menghindarkan mereka dari KST Papua. Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Letnan Kolonel (Letkol) Infanteri Andika Ganesha Sakti yang memimpin langsung Satgas tersebut berhasil menggagalkan upaya pengibaran bendera Bintang Kejora yang hendak dilakukan oleh kelompok separatis dan teroris dari Organisasi Papua Merdeka itu di Dusun Aimasa Lama, Kampung Ayata, Distrik Aifat Timur Tengah. Diketahui bahwa aksi pengibaran bendera Bintang Kejora tersebut dilakukan dalam rangka untuk memperingati Hari Manifesto Politik Papua Merdeka pada tanggal 1 Desember. Sempat terjadi baku tembak antara gerombolan separatis itu dengan pihak aparat keamanan dari Satgas TNI. Baku tembak tersebut terjadi saat aparat keamanan hendak berupaya untuk menggagalkan rencana pengibaran Bendera Bintang Kejora yang dilakukan oleh kelompok penentang ideologi negara itu. Mereka semua bahkan sempat sangat terdesak karena adanya tindakan tegas yang dilakukan oleh aparat keamanan. Akan tetapi, tatkala sedang terdesak, alih-alih menyerahkan diri, justru KST Papua melakukan cara licik lainnya, yakni melakukan intimidasi kepada warga setempat untuk menjadikan mereka sebagai tameng hidup pada saat baku tembak tersebut terjadi. Sontak, mengetahui adanya kelicikan yang dilakukan oleh gerombolan teroris dari Bumi Cenderawasih itu, aparat keamanan pun langsung bergerak dengan cepat dan dengan sangat hati-hati untuk melakukan penyelamatan kepada para penduduk kampung demi bisa menghindari jatuhnya korban jiwa dari masyarakat sipil. Pergerakan tempur yang dilakukan oleh pihak Satgas TNI sendiri kemudian membuahkan hasil yang sangat optimal, yakni aparat keamanan pada akhirnya berhasil memukul mundur KST Papua dan membuat mereka semua langsung melarikan diri masuk ke arah hutan dan perbukitan. Tentu saja upaya yang dilakukan oleh aparat keamanan tidak hanya berhenti sampai di situ saja, melainkan pihak Satgas TNI langsung mengerahkan sejumlah drone untuk melakukan pemantauan dari udara mengenai pergerakan yang dilakukan oleh gerombolan separatis tersebut. Dari hasil pantauan yang dilakukan melalui drone di udara, ternyata diketahui bahwa KST Papua yang melakukan penyerangan dan sempat melakukan kontak tembak dengan aparat keamanan bahkan hingga menjadikan warga sipil sebagai tameng hidup itu berjumlah sekitar delapan orang yang merupakan pimpinan dari Manfred Fatem. Mereka semua juga terlihat membawa beberapa pucuk senjata api. Terkait hasil pemantauan dan juga penyelidikan yang langsung dilakukan oleh aparat keamanan setelah sempat terjadinya kontak tembak hingga membuat KST Papua terpojok dan melarikan diri itu, Letkol Infanteri Andika Ganesha Sakti kemudian menuturkan bahwa ditemukan rencana dari pihak gerombolan teroris tersebut selain melakukan pengibaran akan bendera Bintang Kejora, namun mereka juga hendak menyusun rencana untuk melakukan penyerangan kepada aparat keamanan serta melakukan aksi teror yang dapat mengganggu kenyamanan serta kedamaian dari masyarakat setempat. Meski begitu, namun untuk saat ini, situasi akan keamanan dan kondusifitas di Kampung Ayata sendiri sudah secara sepenuhnya dikuasai oleh aparat keamanan dari personel gabungan yang terdiri dari TNI dan juga Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), yang mana seluruh aparat keamanan itu jelas akan tetap terus hadir bagi masyarakat untuk bisa memberikan rasa aman kepada warga setempat di Bumi Cenderawasih. Guna bisa memastikan upaya memberikan kenyamanan dan mendatangkan keamanan bagi masyarakat setempat di Papua hingga mereka semua bisa merasa aman, aparat TNI dari Satgas Yonif 133 Yudha Sakti juga memberikan bantuan logistik berupa makanan dan juga dukungan pelayanan kesehatan yang ditujukan bagi sebanyak ratusan penduduk. Lebih lanjut, pihak pasukan aparat keamanan juga sampai saat ini masih terus berupaya untuk melakukan pemburuan kepada para pelaku dari kelompok separatis dan teroris Papua itu serta membuat parameter akan pengamanan di sekitar wilayah perkampungan agar tidak sampai disusupi lagi oleh KST pimpinan Manfred Fatem. Sebenarnya gerombolan teroris dari KST Papua tersebut sama sekali tidak berdaya, pasalnya mereka hanya bisa melancarkan aksi yang sangat licik ketika sedang terpojok dalam baku tembak melawan aparat keamanan Republik Indonesia. Mereka dengan sangat tega bahkan menggunakan warga sipil yang tidak berdosa sebagai tameng hidup. )* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Yogyakart
On Key

Related Posts