Pakar Komunikasi Politik UI Ajak Masyarakat Lawan Narasi ‘Indonesia Gelap’ dengan Optimisme
Jakarta, – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dinilai memiliki potensi besar untuk membawa Indonesia menuju pembangunan yang lebih konstruktif dan inklusif. Berbagai kalangan, termasuk pakar dan tokoh agama, mengajak masyarakat untuk mendukung langkah pemerintah sembari tetap optimistis menghadapi tantangan nasional. Langkah ini dianggap efektif untuk menghapus narasi pesimistis seperti “Indonesia Gelap” yang kerap muncul di tengah tekanan ekonomi dan ekspektasi tinggi masyarakat.
Dr. Aditya Perdana, pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia, menegaskan bahwa demokrasi saat ini menghadapi tantangan kompleks, baik dari dinamika nasional maupun global. Namun, ia menilai bahwa kekuatan politik dan kelembagaan yang dimiliki Presiden Prabowo menjadi modal strategis untuk mewujudkan janji-janji kampanye. “Keberhasilan Presiden Prabowo merangkul berbagai kekuatan politik menciptakan stabilitas pemerintahan, yang seharusnya mendorong optimisme nasional,” ujarnya dalam wawancara di salah satu stasiun televisi nasional, Kamis (24/4)
Senada pada acara yang sama, Dr. KH. Marsudi Syuhud, MM, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), juga menyoroti pentingnya transparansi dalam komunikasi pemerintah. Menurutnya, keseimbangan antara keinginan masyarakat dan keterbatasan sumber daya harus disampaikan dengan jujur. “Transparansi menjadi landasan agar masyarakat memahami bahwa tidak semua keinginan dapat dipenuhi sekaligus. Pemerintahan saat ini telah menjalankan hal ini dengan baik,” katanya. Marsudi juga mengingatkan masyarakat agar tidak terprovokasi oleh narasi negatif, melainkan fokus pada peluang dan upaya pemerintah dalam menjaga pembangunan nasional.
Tingginya ekspektasi masyarakat terhadap program pemerintah, seperti disampaikan Aditya, perlu dikelola dengan komunikasi yang terbuka untuk mencegah kekecewaan. Ia menekankan bahwa kejujuran dalam menyampaikan tantangan yang dihadapi akan memperkuat kepercayaan publik. Sementara itu, Marsudi menambahkan bahwa kritik harus bersifat membangun dan bertanggung jawab, bukan memicu perpecahan. “Perbedaan pendapat harus disampaikan secara terbuka, tapi dengan semangat bersama membangun bangsa,” tegasnya.
Ajakan untuk mendukung pemerintahan Prabowo sembari mempertahankan optimisme ini diharapkan dapat memperkuat semangat nasional. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, narasi pesimistis dapat diredam, membuka jalan bagi Indonesia yang lebih maju dan harmonis.