Kata Papua

Pemerintah Gencarkan Pembangunan Papua Secara Optimal, Bukti Nyata Bumi Cenderawasih Bagian NKRI - Kata Papua

Pemerintah Gencarkan Pembangunan Papua Secara Optimal, Bukti Nyata Bumi Cenderawasih Bagian NKRI

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Pemerintah Gencarkan Pembangunan Papua Secara Optimal, Bukti Nyata Bumi Cenderawasih Bagian NKRI

Oleh: Serlina Wayar

Di tengah gemuruh perubahan yang melanda seluruh penjuru negeri, Papua muncul sebagai salah satu contoh nyata dari komitmen pemerintah untuk mengatasi ketimpangan pembangunan. Pembangunan di provinsi ini, yang dulunya sering dianggap terabaikan, kini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat dan mencolok.

Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Gubernur Papua Lukas Enembe yang kini telah wafat, daerah ini mengalami kemajuan pembangunan yang sangat signifikan. Progres pembangunan infrastruktur yang masif ini tidak hanya menyentuh wilayah perkotaan tetapi juga merambah ke pelosok-pelosok yang selama ini terabaikan.

Jika kamu berkunjung ke Papua hari ini, kamu mungkin akan terkejut melihat betapa banyaknya perubahan yang telah terjadi. Dari pembangunan kompleks perkantoran yang megah, perbaikan akses jalan, hingga fasilitas publik yang semakin memadai, semua ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk membawa Papua ke dalam arus pembangunan nasional.

Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Papua, Hendrina Dian Kandipi, menjelaskan bahwa sejak era Presiden Jokowi, pembangunan infrastruktur di Papua mengalami kemajuan pesat. Jalan ring road yang sebelumnya memerlukan waktu tiga jam kini bisa ditempuh dalam satu hingga satu setengah jam berkat jembatan merah yang baru dibangun.
Bukan hanya infrastruktur, tetapi juga kehidupan ekonomi masyarakat Papua mengalami perbaikan. Pasar-pasar tradisional yang dibangun khusus untuk mama-mama Papua, seperti Pasar Sentani, menunjukkan bagaimana pemerintah mengupayakan pemberdayaan ekonomi lokal.
Bantuan modal untuk orang asli Papua juga meningkat, dengan banyak anak Papua mendapatkan kesempatan pendidikan di luar negeri melalui beasiswa. Di bidang kesehatan, Kartu Papua Sehat menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam memberikan layanan kesehatan gratis kepada masyarakat.
Tak hanya itu, pembangunan Stadion Lukas Enembe dan Papua Youth Creative Hub (PYCH) menandakan perhatian pemerintah terhadap kebutuhan generasi muda Papua. PYCH menjadi wadah bagi anak-anak muda Papua untuk mengembangkan potensi mereka, dari pelatihan public speaking hingga usaha kecil seperti penjualan kopi.
Infrastruktur yang dibangun, termasuk jalan-jalan yang dibeton dan mall-mall yang berkembang, juga mencerminkan perubahan sosial yang signifikan, di mana anak-anak muda Papua kini bisa menikmati kehidupan urban yang tidak kalah dengan kota-kota besar seperti Jakarta.
Namun, selain kemajuan yang pesat, situasi di Papua Pegunungan tetap menjadi perhatian. Kondisi di daerah ini memerlukan pendekatan yang sensitif dan kolaboratif dari semua pihak. Konsep jurnalisme damai yang didorong oleh media lokal, seperti ANTARA, menjadi salah satu langkah penting untuk membangun ekosistem yang kondusif melalui pemberitaan yang konstruktif.
Dian menegaskan bahwa pembangunan Papua memerlukan kerja sama lintas pemangku kepentingan, termasuk awak media, untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan bermanfaat dan membangun.
Sementara itu, di wilayah perbatasan antara Keerom dan Papua Nugini, Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri (BPPKLN) Papua juga menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan potensi UMKM.
Plt Kepala BPPKLN Papua, Dolfinus Kareth, menjelaskan bahwa pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi pelaku UMKM di kawasan perbatasan bertujuan untuk memperbaiki perekonomian setempat. Kerja sama sister city antara Kota Vanimo di Papua Nugini dan Kota Jayapura menjadi salah satu strategi untuk membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat di daerah perbatasan.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan pelaku UMKM di wilayah perbatasan dapat meningkatkan kemampuan mereka dan membuka kesempatan kerja sama ekonomi dengan negara tetangga. Hal ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, tetapi juga membuka peluang bagi mereka untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, membangun rumah yang layak, dan memastikan kesehatan keluarga.
Pembangunan yang gencar di Papua adalah sebuah cermin dari tekad pemerintah untuk membawa setiap inci wilayah Indonesia menuju kemajuan yang merata. Proses pembangunan yang pesat ini tidak hanya menyentuh aspek fisik seperti infrastruktur dan fasilitas publik, tetapi juga menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat Papua.
Dari perbaikan akses jalan yang sebelumnya memakan waktu berjam-jam, kini bisa ditempuh dalam waktu yang jauh lebih singkat, hingga pembangunan pasar tradisional dan pusat kegiatan anak muda yang memberikan peluang baru bagi perekonomian lokal, semua ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk menghadirkan perubahan yang nyata dan positif.
Namun, keberhasilan ini tidak lepas dari tantangan yang masih ada, terutama di wilayah pedalaman dan pegunungan. Pembangunan di daerah-daerah ini memerlukan perhatian khusus agar dampak positifnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting untuk memastikan bahwa manfaat pembangunan dapat dirasakan secara merata.
Mari kita terus memantau dan mendukung setiap langkah yang diambil untuk kemajuan Papua. Dengan kerjasama yang solid dan dukungan dari semua pihak, kita dapat memastikan bahwa Papua tidak hanya menjadi bagian dari NKRI secara geografis, tetapi juga secara sosial dan ekonomi.
Pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua, dan Papua, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Indonesia, berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang dan maju.
*) Mahasiswa Hukum Universitas Cenderawasih (Uncen)

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn

Most Popular

Categories

Related Post

Uncategorized
Mengecam Kelicikan KST Papua Jadikan Masyarakat Papua Tameng Hidup Oleh : Clara Anastasya Wompere Kelompok separatis dan teroris (KST) di Papua merupakan gerombolan kriminal dan pengacau yang sangat licik. Bagaimana tidak, pasalnya mereka dengan sangat tegas menggunakan warga yang merupakan masyarakat orang asli Papua (OAP) untuk menjadi tameng hidup pada saat terjadinya baku tembak dengan pihak aparat keamanan dari personel gabungan ketika mereka sedang terpojok. Satuan Tugas (Satgas) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Batalyon Infanteri 133 Yudha Sakti terlibat baku tembak dengan gerombolan separatis tersebut, yang mana juga termasuk ke dalam Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kampung Ayata, Kabupaten Maybrat. Dalam baku tembak itu, sebanyak ratusan warga setempat berhasil dievakuasi oleh aparat keamanan untuk bisa menghindarkan mereka dari adanya upaya ataupun potensi akan intimidasi dari kelompok separatis. Seluruh warga telah dievakuasi ke tempat yang aman agar bisa menghindarkan mereka dari KST Papua. Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Letnan Kolonel (Letkol) Infanteri Andika Ganesha Sakti yang memimpin langsung Satgas tersebut berhasil menggagalkan upaya pengibaran bendera Bintang Kejora yang hendak dilakukan oleh kelompok separatis dan teroris dari Organisasi Papua Merdeka itu di Dusun Aimasa Lama, Kampung Ayata, Distrik Aifat Timur Tengah. Diketahui bahwa aksi pengibaran bendera Bintang Kejora tersebut dilakukan dalam rangka untuk memperingati Hari Manifesto Politik Papua Merdeka pada tanggal 1 Desember. Sempat terjadi baku tembak antara gerombolan separatis itu dengan pihak aparat keamanan dari Satgas TNI. Baku tembak tersebut terjadi saat aparat keamanan hendak berupaya untuk menggagalkan rencana pengibaran Bendera Bintang Kejora yang dilakukan oleh kelompok penentang ideologi negara itu. Mereka semua bahkan sempat sangat terdesak karena adanya tindakan tegas yang dilakukan oleh aparat keamanan. Akan tetapi, tatkala sedang terdesak, alih-alih menyerahkan diri, justru KST Papua melakukan cara licik lainnya, yakni melakukan intimidasi kepada warga setempat untuk menjadikan mereka sebagai tameng hidup pada saat baku tembak tersebut terjadi. Sontak, mengetahui adanya kelicikan yang dilakukan oleh gerombolan teroris dari Bumi Cenderawasih itu, aparat keamanan pun langsung bergerak dengan cepat dan dengan sangat hati-hati untuk melakukan penyelamatan kepada para penduduk kampung demi bisa menghindari jatuhnya korban jiwa dari masyarakat sipil. Pergerakan tempur yang dilakukan oleh pihak Satgas TNI sendiri kemudian membuahkan hasil yang sangat optimal, yakni aparat keamanan pada akhirnya berhasil memukul mundur KST Papua dan membuat mereka semua langsung melarikan diri masuk ke arah hutan dan perbukitan. Tentu saja upaya yang dilakukan oleh aparat keamanan tidak hanya berhenti sampai di situ saja, melainkan pihak Satgas TNI langsung mengerahkan sejumlah drone untuk melakukan pemantauan dari udara mengenai pergerakan yang dilakukan oleh gerombolan separatis tersebut. Dari hasil pantauan yang dilakukan melalui drone di udara, ternyata diketahui bahwa KST Papua yang melakukan penyerangan dan sempat melakukan kontak tembak dengan aparat keamanan bahkan hingga menjadikan warga sipil sebagai tameng hidup itu berjumlah sekitar delapan orang yang merupakan pimpinan dari Manfred Fatem. Mereka semua juga terlihat membawa beberapa pucuk senjata api. Terkait hasil pemantauan dan juga penyelidikan yang langsung dilakukan oleh aparat keamanan setelah sempat terjadinya kontak tembak hingga membuat KST Papua terpojok dan melarikan diri itu, Letkol Infanteri Andika Ganesha Sakti kemudian menuturkan bahwa ditemukan rencana dari pihak gerombolan teroris tersebut selain melakukan pengibaran akan bendera Bintang Kejora, namun mereka juga hendak menyusun rencana untuk melakukan penyerangan kepada aparat keamanan serta melakukan aksi teror yang dapat mengganggu kenyamanan serta kedamaian dari masyarakat setempat. Meski begitu, namun untuk saat ini, situasi akan keamanan dan kondusifitas di Kampung Ayata sendiri sudah secara sepenuhnya dikuasai oleh aparat keamanan dari personel gabungan yang terdiri dari TNI dan juga Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), yang mana seluruh aparat keamanan itu jelas akan tetap terus hadir bagi masyarakat untuk bisa memberikan rasa aman kepada warga setempat di Bumi Cenderawasih. Guna bisa memastikan upaya memberikan kenyamanan dan mendatangkan keamanan bagi masyarakat setempat di Papua hingga mereka semua bisa merasa aman, aparat TNI dari Satgas Yonif 133 Yudha Sakti juga memberikan bantuan logistik berupa makanan dan juga dukungan pelayanan kesehatan yang ditujukan bagi sebanyak ratusan penduduk. Lebih lanjut, pihak pasukan aparat keamanan juga sampai saat ini masih terus berupaya untuk melakukan pemburuan kepada para pelaku dari kelompok separatis dan teroris Papua itu serta membuat parameter akan pengamanan di sekitar wilayah perkampungan agar tidak sampai disusupi lagi oleh KST pimpinan Manfred Fatem. Sebenarnya gerombolan teroris dari KST Papua tersebut sama sekali tidak berdaya, pasalnya mereka hanya bisa melancarkan aksi yang sangat licik ketika sedang terpojok dalam baku tembak melawan aparat keamanan Republik Indonesia. Mereka dengan sangat tega bahkan menggunakan warga sipil yang tidak berdosa sebagai tameng hidup. )* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Yogyakart
On Key

Related Posts