Pemerintah ingin ada pemerataan pembangunan antara Indonesia bagian barat dengan timur.
Sehingga pembangunan di Papua menjadi prioritas pada masa pemerintahan Presiden Jokowi. Bumi Cendrawasih memiliki potensi yang sangat besar, selain tambang tembaga di Mimika. Pembangunan infrastruktur akan memaksimalkannya.
Dahulu kala, Papua identik dengan keterbelakangan.
Apalagi saat belum ada otonomi daerah, Bumi Cendrawasih hanya terdiri dari mayoritas hutan belantara. Namun di masa pemerintahan Presiden Jokowi (sejak 2014), pembangunan di Papua digenjot. Agar tidak ada lagi berita tentang kemiskinan dan kelaparan di sana, dan kesejahteraan masyarakatnya meningkat.
Pembangunan di Papua juga dimulai sejak tahun 2001 dengan otonomi khusus. Ketika tahun 2021 program ini selasai, maka Presiden Jokowi memutuskan untuk memperpanjangnya. Karena otsus terbukti membuat kehidupan masyarakat membaik.
Banyaknya infrastruktur yang dibangun pemerintah membuat warga sipil berterimakasih.
Masyarakat bisa melintasi Jalan Trans Papua dengan nyaman, karena jalan sepanjang lebih dari 4.000 KM ini sudah mulus dan memudahkan transportasi.
Jika dulu butuh waktu hingga 2 hari untuk berjalan kaki ke distrik lain, maka saat melintasi jalan ini hanya butuh beberapa jam. Jalan yang diresmikan langsung oleh Presiden Jokowi ini menjadi kebanggan rakyat Papua.
Ludya Maryen, putri Papua, menyatakan bahwa pemuda dan mahasiswa Papua mendukung pemerintah untuk terus membangun Bumi Cendrawasih. Selain itu, pembangunan diharap lebih sistematis dan transparan. Menurutnya, sudah banyak sekali pembangunan di Papua, mulai dari infrastruktur hingga bidang keamanan.
Dukungan dari pemuda Papua sangat berarti karena membuktikan bahwa program pembangunan di sana berhasil. Pemerintah ingin memudahkan kehidupan masyarakat dengan infrastruktur yang memadai. Karena jika infrastrukturnya bagus, akan berdampak pada harga barang. Ongkos kirim bisa turun sehingga harga barang-barang juga menurun.