Kata Papua

Pendekatan Kolaboratif Jadi Kunci Pemerintah dalam Pencegahan Korupsi - Kata Papua

Pendekatan Kolaboratif Jadi Kunci Pemerintah dalam Pencegahan Korupsi

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Pendekatan Kolaboratif Jadi Kunci Pemerintah dalam Pencegahan Korupsi

Oleh : Ilham Rizky Nugroho

Upaya memperkuat pencegahan korupsi di Indonesia terus menjadi prioritas pemerintah melalui pendekatan yang semakin kolaboratif, komprehensif, dan adaptif terhadap tantangan zaman. Melalui Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK), pemerintah bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendorong percepatan pencegahan korupsi dengan menitikberatkan pada penguatan komunikasi publik lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah. Pendekatan ini lahir dari kesadaran bahwa korupsi tidak hanya dapat diberantas melalui penindakan, tetapi harus ditekan melalui edukasi, transparansi, serta tata kelola yang baik dan terintegrasi. Sinergi komunikasi yang transparan, akurat, dan berbasis data dipandang sebagai elemen fundamental dalam menekan disinformasi sekaligus meningkatkan partisipasi publik dalam agenda nasional antikorupsi. Dengan demikian, upaya pencegahan korupsi kini memasuki fase baru yang lebih strategis, yakni mengutamakan keselarasan informasi dan kolaborasi lintas sektor.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Plt Deputi Bidang Pencegahan dan Monitoring KPK, Aminudin, menegaskan keberhasilan pencegahan korupsi tidak semata-mata dipengaruhi oleh hadirnya regulasi atau instrumen pengawasan yang kuat. Faktor krusial yang kerap luput dari perhatian adalah pentingnya tata kelola komunikasi antar institusi pemerintah yang solid dan konsisten. Seluruh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah harus berada dalam satu frekuensi narasi agar tidak muncul distorsi pesan maupun kesimpangsiuran informasi. Keseragaman pemahaman dan pola komunikasi dinilai mampu mempersempit ruang misinformasi, sehingga pesan antikorupsi dapat diterima publik secara utuh dan tanpa bias. Dalam konteks ini, KPK mendorong 66 kementerian/lembaga dan 38 pemerintah daerah untuk aktif mengomunikasikan berbagai pembenahan yang telah dan sedang dilakukan, sebagai bukti komitmen bersama dalam memperkuat integritas nasional.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komunikasi publik yang kuat merupakan fondasi penting bagi terciptanya ekosistem pencegahan korupsi yang kokoh dan berkelanjutan. Tanpa komunikasi yang terarah, akuntabel, dan berbasis data, berbagai program pencegahan rentan tidak dipahami masyarakat secara menyeluruh. Akibatnya, ruang untuk spekulasi dan disinformasi dapat semakin melebar. Oleh karena itu, kolaborasi komunikasi lintas instansi menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditawar dalam upaya memperkokoh tata kelola pemerintahan yang bersih. Pemerintah, menurutnya, harus mampu menghadirkan informasi yang mudah diakses, mudah dipahami, dan relevan agar publik dapat melihat dan menilai secara langsung komitmen nyata dalam memberantas korupsi. Dengan demikian, perubahan perilaku birokrasi maupun masyarakat dapat terbangun melalui pendekatan komunikasi yang persuasif dan partisipatif.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sejalan dengan hal tersebut, Koordinator Harian Stranas PK, Sari Anggraeni, menyampaikan bahwa integrasi komunikasi antar lembaga merupakan kebutuhan mendesak dalam memperkuat strategi pencegahan korupsi nasional. Semakin solid jejaring kolaborasi humas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah, semakin kuat pula fondasi transparansi serta kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintah. Kepercayaan publik adalah modal utama dalam membangun tata kelola pemerintahan yang efektif dan responsif, sehingga setiap bentuk komunikasi pemerintah harus mampu menghadirkan akurasi, kejelasan, dan konsistensi. Seluruh institusi didorong untuk memanfaatkan media dan kanal komunikasi dengan kreativitas tinggi agar pesan antikorupsi tidak hanya ramai diberitakan, tetapi benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Strategi komunikasi yang lebih humanis dan berorientasi pada perubahan perilaku kolektif sangat penting. Pesan antikorupsi harus disampaikan dengan cara yang dapat menyentuh kesadaran publik bahwa integritas merupakan landasan bagi kemajuan bangsa. Ia menilai bahwa pemanfaatan kanal digital, media sosial, serta kampanye kolaboratif lintas instansi dapat menjadi instrumen efektif untuk memperluas jangkauan pesan antikorupsi. Dengan pendekatan yang tepat sasaran, pemerintah dapat memastikan bahwa setiap informasi terkait pencegahan korupsi tidak hanya menjadi konsumsi pendukung birokrasi, tetapi juga menjadi dorongan nyata bagi masyarakat untuk terlibat aktif dalam menjaga integritas. Dalam kerangka inilah Stranas PK terus berupaya mengonsolidasikan berbagai sumber daya komunikasi agar mampu menghadirkan ruang publik yang lebih sehat dan bebas dari desinformasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Harisson, menyatakan Pemprov Kalbar memberikan dukungan penuh terhadap keberadaan dan peran Penyuluh Antikorupsi (PAKSI). Sinergi antara pemerintah daerah dan para penyuluh antikorupsi merupakan bentuk nyata pendekatan pencegahan yang efektif dan berkelanjutan. PAKSI memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai antikorupsi kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun masyarakat luas, sehingga tercipta kesadaran kolektif mengenai pentingnya integritas. Ia menegaskan bahwa pemberdayaan PAKSI dapat memperkuat budaya birokrasi yang bersih sekaligus meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai bahaya korupsi. Dengan keterlibatan langsung para penyuluh di lapangan, pesan antikorupsi dinilai lebih mudah diterima dan lebih dekat dengan kebutuhan masyarakat di daerah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemerintah pusat dan daerah menyadari bahwa pencegahan korupsi bukanlah tugas yang dapat diselesaikan oleh satu lembaga saja. Diperlukan kolaborasi lintas instansi yang terencana, berkesinambungan, dan berbasis bukti untuk memastikan bahwa setiap kebijakan pencegahan memiliki dampak yang nyata. Dalam konteks ini, integrasi komunikasi yang kuat bukan hanya menjadi pelengkap program pencegahan korupsi, tetapi telah menjadi pilar utama keberhasilannya. Melalui Stranas PK, pemerintah berupaya menghadirkan ekosistem nasional yang lebih mengutamakan transparansi, integritas, dan akuntabilitas. Kehadiran berbagai pihak dalam satu barisan narasi antikorupsi menunjukkan bahwa komitmen pemerintah tidak hanya sebatas slogan, tetapi diwujudkan melalui langkah-langkah konkret yang dirancang untuk memperkuat kepercayaan publik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

)* Penulis merupakan Pegiat Kampanye Publik Anti Korupsi.

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
On Key

Related Posts