Penganugerahan Pahlawan Nasional, Negara Anggap Soeharto Sebagai Pemimpin Sangat Berjasa
Oleh : Garvin Reviano
Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto menegaskan bahwa negara menilai kiprah dan jejak kepemimpinannya sebagai bagian penting dalam perjalanan bangsa. Pengakuan ini bukan sekadar pemberian gelar, tetapi penghormatan terhadap sosok yang pada masanya berperan besar dalam menjaga stabilitas, membangun fondasi ekonomi, dan mengarahkan Indonesia menuju modernisasi.
Dalam fase-fase krisis kepercayaan setelah 1965, ketika situasi politik tidak menentu dan ancaman perpecahan begitu nyata, Soeharto tampil sebagai figur yang mampu menstabilkan keadaan dan mengembalikan roda pemerintahan ke arah yang lebih teratur. Melalui pendekatan yang menitikberatkan pada keamanan nasional dan ketertiban masyarakat, ia menciptakan kondisi yang relatif kondusif bagi pembangunan jangka panjang. Bagi banyak kalangan, inilah salah satu alasan utama negara menempatkannya sebagai pemimpin yang sangat berjasa.
Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Fadli Zon, mengatakan Soeharto berjasa besar dalam perjuangan Indonesia. Hal itu juga sudah dikaji oleh tim ahli hingga akademisi. Selama berkiprah menjadi presiden, Soeharto berjasa dalam pengentasan kemiskinan, memperbaiki ekonomi, dan inflasi Indonesia yang sempat mengalami kenaikan hingga 600% pada tahun 1965.
Periode kepemimpinan Soeharto juga dikenal dengan akselerasi pembangunan ekonomi yang signifikan. Pada saat Indonesia masih berjuang keluar dari krisis pangan, inflasi tinggi, dan minimnya infrastruktur, Soeharto mendorong hadirnya program-program strategis yang kemudian menjadi landasan ekonomi nasional. Program swasembada pangan pada era 1980-an sering disebut sebagai salah satu tonggak keberhasilan pembangunan yang membuat Indonesia mendapatkan apresiasi internasional. Melalui kerja sama dengan para teknokrat, ia memformulasikan kebijakan ekonomi yang fokus pada pertumbuhan, stabilitas harga, dan pemerataan pembangunan. Jalan-jalan, bendungan, irigasi, listrik desa, hingga perluasan sekolah dan puskesmas merupakan bagian dari agenda pembangunan yang dampaknya terasa hingga hari ini. Dalam konteks inilah negara memandang Soeharto sebagai pemimpin yang berjasa menyiapkan fondasi kemajuan bagi generasi berikutnya.
Selain pembangunan ekonomi, Soeharto juga memiliki andil dalam memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional. Melalui kebijakan luar negeri yang bebas aktif, Indonesia tampil sebagai negara yang diperhitungkan dalam berbagai forum global. Perannya dalam ASEAN tampak jelas, terutama dalam memperkuat kerja sama kawasan dan menjaga stabilitas Asia Tenggara selama masa-masa ketegangan geopolitik. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia tidak hanya menjadi negara yang lebih stabil secara domestik, tetapi juga negara yang memiliki kepercayaan diri dalam diplomasi internasional. Dalam berbagai kesempatan, Soeharto dikenal sebagai pemimpin yang tenang, pragmatis, dan konsisten menjaga kepentingan nasional Indonesia. Keberhasilan-keberhasilan ini semakin memperkuat pandangan negara bahwa jasanya dalam memperkokoh posisi Indonesia patut dikenang.
Sementara itu, Ketua Umum Golkar atau Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan Soeharto berjasa dalam memimpin bangsa selama 32 tahun. Selain itu, Soeharto dinilai berhasil mencegah lahirnya ideologi lain yang dapat merusak bangsa. Selama 32 tahun memimpin, Soeharto berhasil membuat Indonesia menjadi negara swasembada pangan dan energi. Selain itu, Soeharto juga berhasil menurunkan inflasi serta menciptakan berbagai lapangan pekerjaan.
Selain itu, dalam bidang sosial, Soeharto mendorong berbagai program kesejahteraan masyarakat yang berdampak luas. Program Inpres (Instruksi Presiden) untuk sekolah dasar, puskesmas, dan perbaikan desa menjadi langkah nyata untuk mengurangi kesenjangan antarwilayah. Banyak daerah terpencil yang mulai tersambung dengan pusat melalui pembangunan infrastruktur dasar. Meski implementasi kebijakan selalu memiliki tantangan, arah pembangunan yang ia pilih memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan layanan dasar yang sebelumnya sulit diakses. Program keluarga berencana (KB) juga menjadi salah satu capaian besar era kepemimpinannya, yang diakui dunia sebagai keberhasilan dalam pengendalian populasi dan peningkatan kualitas hidup keluarga. Bagi sebagian besar masyarakat yang merasakan perubahan tersebut secara langsung, Soeharto dipandang sebagai pemimpin yang benar-benar memikirkan kesejahteraan rakyat.
Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto juga mencerminkan kedewasaan bangsa dalam memandang sejarah secara lebih utuh. Sejarah Indonesia penuh dengan dinamika, dan setiap pemimpin memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Namun, penilaian negara terhadap Soeharto menekankan bahwa kontribusi positifnya dalam membangun Indonesia tidak bisa diabaikan. Ia memimpin dalam periode yang panjang dan penuh tantangan, mengambil keputusan-keputusan strategis, serta meletakkan dasar pembangunan yang manfaatnya masih dirasakan hingga kini. Penghargaan ini menjadi momentum untuk melihat sisi konstruktif dari kepemimpinan Soeharto dan menghargai peran seorang pemimpin dalam menjaga keberlangsungan negara di masa-masa sulit.
Dengan demikian, penganugerahan ini bukan hanya bentuk penghormatan terhadap individu, tetapi juga pengakuan terhadap fase pembangunan nasional yang menjadi bagian penting dari perjalanan bangsa. Soeharto, dengan segala kompleksitas kepemimpinannya, telah memberikan kontribusi besar yang membantu Indonesia bertahan, tumbuh, dan melangkah menuju arah yang lebih baik. Negara menganggapnya sebagai pemimpin yang sangat berjasa bukan semata-mata karena lamanya ia memimpin, tetapi karena warisan pembangunan yang ia tinggalkan masih menjadi bagian dari struktur dasar Indonesia modern. Gelar Pahlawan Nasional ini menjadi simbol bahwa bangsa menghargai setiap upaya yang dilakukan demi kepentingan rakyat dan masa depan negara.
)* Pengamat Isu Sosial






