Kata Papua

Swasembada Pangan Bukti Konkret Pemerintah Wujudkan Kemandirian Bangsa - Kata Papua

Swasembada Pangan Bukti Konkret Pemerintah Wujudkan Kemandirian Bangsa

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Swasembada Pangan Bukti Konkret Pemerintah Wujudkan Kemandirian Bangsa

Oleh : Doni Laksana

Swasembada pangan merupakan salah satu tonggak utama dalam mewujudkan kemandirian suatu bangsa. Di Indonesia dengan kekayaan alam melimpah dan potensi pertanian yang besar, swasembada pangan bukan hanya sebuah harapan, melainkan sebuah keniscayaan yang harus terus diupayakan. Keberhasilan dalam mencapai swasembada pangan mencerminkan kemampuan bangsa Indonesia untuk berdiri di atas kaki sendiri, memenuhi kebutuhan pokok rakyat tanpa tergantung pada impor dari negara lain. Ini adalah wujud nyata dari kedaulatan dalam bidang pangan, sekaligus bukti kuat bahwa bangsa ini mampu mandiri dalam mengelola sumber daya yang dimiliki.

Swasembada pangan bukan hanya persoalan ekonomi, tetapi juga menyangkut martabat dan harga diri bangsa. Negara yang mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri adalah negara yang memiliki daya tawar tinggi di dunia internasional. Indonesia, sebagai negara agraris yang memiliki lahan subur luas, iklim tropis yang mendukung pertanian sepanjang tahun, serta keragaman hayati yang kaya, memiliki semua modal dasar untuk menjadi negara yang mandiri dalam hal pangan.

Presiden Prabowo Subianto mengatakan komitmennya untuk membawa Indonesia mencapai swasembada pangan dalam tiga hingga empat tahun ke depan, sebagai bagian dari strategi besar membangun kedaulatan nasional. Dengan kemandirian pangan sebagai prioritas utama, pemerintahan Presiden Prabowo optimistis Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor serta menjamin stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok bagi seluruh rakyat.

Kemandirian bangsa tidak lepas dari kemampuan untuk mencukupi kebutuhan dasar rakyatnya. Pangan adalah kebutuhan paling mendasar. Jika suatu negara masih menggantungkan kebutuhan pangannya pada impor, maka negara tersebut rentan terhadap tekanan global, fluktuasi harga internasional, bahkan krisis geopolitik. Swasembada pangan menghindarkan Indonesia dari ketergantungan tersebut. Ketika dunia menghadapi tantangan besar seperti pandemi, perubahan iklim, atau konflik global, negara yang mampu mencukupi kebutuhan pangannya secara mandiri akan lebih stabil dan tangguh. Oleh karena itu, kebijakan pangan nasional harus berpijak pada prinsip kedaulatan dan kemandirian, bukan hanya soal efisiensi ekonomi semata.

Lebih dari itu, swasembada pangan juga membuka lapangan pekerjaan yang luas, terutama di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Jutaan petani dan nelayan di Indonesia menggantungkan hidupnya dari sektor ini. Dengan dukungan pemerintah melalui program-program seperti subsidi pupuk, penyediaan benih unggul, pelatihan petani milenial, serta pembangunan infrastruktur irigasi dan jalan usaha tani, produktivitas pertanian dapat terus meningkat. Ini menunjukkan bahwa swasembada pangan bukan hanya menciptakan ketahanan pangan nasional, tetapi juga memperkuat ekonomi pedesaan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil.

Dalam era modern saat ini, swasembada pangan tidak bisa hanya mengandalkan cara-cara tradisional. Peran teknologi sangat penting dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pertanian. Penggunaan teknologi pertanian presisi, digitalisasi data pertanian, serta riset dan pengembangan bibit unggul menjadi kunci keberhasilan di masa depan. Pemerintah dan sektor swasta perlu bersinergi untuk menghadirkan inovasi yang relevan dan mudah diakses oleh petani. Selain itu, peran generasi muda juga sangat penting dalam mewujudkan swasembada pangan.

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, mengatakan untuk mendukung Asta Cita Swasembada Pangan Tahun Anggaran 2025, Kementerian PU telah menjalankan berbagai program strategis. Di antaranya, pelaksanaan komitmen bersama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam intensifikasi penambahan luas tanam seluas 2.087.602 hektar (ha). Selain itu, pihaknya juga mendorong terwujudnya swasembada pangan nasional melalui penguatan infrastruktur irigasi dan pembangunan bendungan.

Disisi lain, masyarakat juga memegang peranan penting dalam mendukung swasembada pangan. Kesadaran akan pentingnya konsumsi produk lokal, dukungan terhadap petani lokal, serta gaya hidup ramah lingkungan akan membantu memperkuat ekosistem pangan nasional. Ketika masyarakat lebih memilih beras lokal, sayur dan buah dari petani Indonesia, serta produk hasil laut dalam negeri, maka roda ekonomi pangan akan terus berputar di dalam negeri. Ini adalah bentuk nyata dari nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari yang turut memperkuat kemandirian bangsa.

Tidak kalah pentingnya adalah keberpihakan pemerintah dalam menyusun regulasi yang mendukung petani dan produsen pangan lokal. Kebijakan harga yang adil, perlindungan terhadap hasil pertanian dari serbuan produk impor murah, serta insentif bagi petani dan pelaku usaha pangan adalah langkah-langkah strategis yang perlu terus diperkuat. Swasembada pangan bukan hanya menjadi tanggung jawab petani, tetapi merupakan tanggung jawab kolektif seluruh elemen bangsa, dari pemerintah, swasta, akademisi, hingga masyarakat umum.

Dengan segala potensi dan semangat gotong royong yang dimiliki bangsa Indonesia, swasembada pangan bukanlah impian yang mustahil. Justru ini adalah target realistis yang bisa dicapai dengan kesungguhan dan komitmen bersama. Keberhasilan dalam mencapai swasembada pangan adalah bukti konkret bahwa Indonesia mampu menjadi bangsa yang mandiri, kuat, dan berdaulat. Ini bukan hanya tentang mencukupi kebutuhan hari ini, tetapi juga tentang menyiapkan masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan bagi generasi yang akan datang. Swasembada pangan adalah cermin kekuatan bangsa, dan Indonesia telah, sedang, dan akan terus membuktikan bahwa dirinya mampu berdiri tegak sebagai negara yang berdaulat dalam urusan pangan.

)* Penulis adalah pengamat kebijakan publik

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
On Key

Related Posts