Asrama Mahasiswa Nusantara Wujud Nyata Semangat Bhinneka Tungal Ika
Pembangunan Asrama Mahasiswa Nusantara atau AMN, merupakan wujud nyata dari semangat Bhinneka Tunggal Ika. Di tempat inilah, para mahasiswa dari berbagai latar belakang berbaur, saling memahami, dan menjalin kerja sama. Proses yang terjadi di AMN diharapkan dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di antara generasi muda, sebagai fondasi bagi masa depan Indonesia yang lebih baik
Pembangunan Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) di berbagai wilayah di Indonesia merupakan langkah strategis pemerintah dalam memperkuat fondasi persatuan dan kesatuan bangsa. Melalui fasilitas ini, generasi muda diharapkan dapat saling memahami, menghargai, dan bekerja sama lintas perbedaan. Dengan demikian, Indonesia yang lebih kokoh dan maju dapat diwujudkan di masa depan
Provinsi Sulawesi Utara, menjadi salah satu lokasi strategis berdirinya Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN). Proyek pembangunan AMN Manado merupakan bagian dari upaya pemerintah pusat melalui Badan Intelijen Negara (BIN), untuk menyediakan tempat tinggal bagi mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Tanah Air.
Pembangunan AMN Manado tidak hanya dipandang sebagai proyek fisik semata. Hal ini ditegaskan oleh Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey. Melalui Sekretaris Daerah Provinsi Sulut, Steve HA Kepel, Gubernur Sulut menyatakan bahwa AMN Manado akan dijadikan sebagai sarana untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Melalui pembangunan AMN ini, diharapkan sebuah lingkungan yang kondusif dapat diciptakan bagi para mahasiswa. Interaksi positif antar mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya, suku dan agama akan difasilitasi, sehingga pemahaman akan keberagaman Indonesia dapat ditingkatkan. Tujuan ini sejalan dengan visi pembangunan AMN sebagai wadah untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Keberagaman menjadi kekuatan untuk terus bersatu di dalam satu bingkai NKRI.
AMN Manado dirancang sebagai hunian bagi para mahasiswa yang menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi di wilayah Sulawesi Utara. Mereka berasal dari latar belakang suku, bahasa, budaya, dan agama yang beragam, namun disatukan dalam satu wadah.
Pembangunan AMN Manado tidak hanya sekadar menyediakan tempat tinggal, melainkan juga menjadi simbol komitmen pemerintah dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing global.
Manado, Sulawesi Utara, memang telah lama dikenal sebagai salah satu daerah di Indonesia yang menjunjung tinggi kerukunan antar umat beragama. Hal ini tidak terlepas dari peran tokoh-tokoh agama yang senantiasa menjaga harmoni di tengah masyarakat yang beragam. Salah satu sosok yang berperan penting dalam menjaga perdamaian di Manado adalah Antonius Benny Susetyo atau Romo Benny, seorang imam Gereja Katolik yang memiliki pengaruh besar di lingkungannya.
Terkait kehadiran AMN di Manado, Romo Benny, yang juga menjabat sebagai Staf Khusus (Stafsus) Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), menyebut bahwa Asrama Mahasiswa tersebut merupakan tempat kaderisasi bagi pemimpin masa depan bangsa. Di AMN, para mahasiswa dari berbagai latar belakang agama dan etnis belajar hidup bersama, saling memahami, dan mengembangkan jiwa kepemimpinan yang dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila. Menurut Romo Benny, AMN ini adalah tempat yang sangat penting untuk menjaga kerukunan di masa mendatang.
Romo Benny mengungkapkan bahwa memang urgensi dari bangsa Indonesia yang memiliki tingkat kemajemukan tinggi adalah sangat memerlukan suatu sarana yang tepat agar mampu mempersatukan kemajemukan yang terjadi itu.
Upaya Romo Benny dan pemuka agama lainnya dalam menjaga perdamaian di Manado patut diapresiasi. Melalui dialog, kerja sama, dan pelibatan seluruh elemen masyarakat, termasuk generasi muda di AMN, Manado terus menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam mewujudkan kerukunan antar umat beragama.
Dengan adanya AMN, dapat dipastikan bahwa generasi penerus bangsa tidak hanya memiliki kompetensi, tapi juga karakter yang kuat dalam menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Hal ini akan menjadi fondasi yang kokoh bagi masa depan Indonesia yang lebih baik
Proyek AMN Manado merupakan hasil kerja sama berbagai kementerian dan lembaga, antara lain Badan Intelijen Negara (BIN), Kementerian Pertahanan, Kementerian PUPR, Kementerian Pendidikan dan Riset Teknologi, Kementerian Agama, dan K/L lainnya bersama dengan pemerintah daerah. Kolaborasi ini mencerminkan prioritas pemerintah pusat dan daerah dalam memajukan pendidikan tinggi di Sulawesi Utara.
Sebelumnya, saat peresmian Asrama Mahasiswa Nusantara di Surabaya, Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa usulan awal pembangunan AMN berasal dari tokoh Papua yang menaruh perhatian terhadap gesekan antarmahasiswa yang masih terjadi di sejumlah daerah, utamanya di kota-kota pendidikan.
Hal tersebut, menurut Presiden Jokowi, disebabkan masing-masing provinsi memiliki asrama tersendiri di daerah. Oleh sebab itu, Presiden menyetujui usulan pembangunan AMN di sejumlah provinsi di Indonesia dengan tujuan untuk membangun kerukunan mahasiswa antardaerah. Apalagi, Indonesia merupakan negara besar dengan keberagaman suku yang merupakan kekuatan bangsa dan negara.
Presiden Jokowi sangat berharap agar keberadaan AMN dapat menjadi sarana para mahasiswa dapat saling mengenal kebudayaan masing-masing sekaligus menciptakan kerukunan antarmahasiswa yang berasal dari berbagai daerah tersebut. Apalagi, di AMN juga diberikan wawasan kebangsaan.
Saat ini, pembangunan AMN Manado terus menunjukkan progres yang sangat positif. Kasubdit Wilayah II Direktorat Prasarana Strategis Kementerian PUPR, Endra Bekti, menyatakan bahwa seluruh fasilitas AMN Manado sedang dalam proses pembangunan. Fokus utama saat ini adalah mempercepat pembangunan blok A, yaitu Gedung Asrama Putra.
Dengan kehadiran AMN Manado, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang kondusif bagi mahasiswa untuk saling berinteraksi, belajar, dan memahami keberagaman Indonesia. Suasana ini akan menjadi katalisator bagi peningkatan kualitas SDM Indonesia.
—
Writer : Reenee WA (International Relations and Public Policy Observer / Former Journalist)
Editor : Agush A. Apituley