Kemajuan Alsintan Dorong Modernisasi Pertanian Menuju Swasembada Pangan Nasional
Jakarta – Pemerintah terus memperkuat langkah menuju swasembada pangan nasional melalui transformasi sektor pertanian berbasis teknologi modern.
Dalam kunjungannya ke Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Mekanisasi Pertanian (BRMP Mektan) di Serpong, Tangerang, Mentan Amran meninjau langsung performa prototipe terbaru combine harvester bernama MUD MAX.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kemajuan alat dan mesin pertanian (alsintan) menjadi pilar penting dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian Indonesia. Ia menyebut bahwa kehadiran alat ini merupakan bukti nyata transformasi menuju pertanian modern yang berkelanjutan.
“Kita melakukan transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern. Kita pakai drone untuk memupuk dan menanam, menerapkan _precision agriculture_ dan _smart farming._ Dengan pertanian modern, biaya produksi turun dan produktivitas meningkat,” ujar Amran.
Amran menjelaskan bahwa alat ini bukan hanya simbol kemajuan mekanisasi pertanian, tetapi juga tonggak penting dalam mendorong kemandirian teknologi pertanian nasional. Diharapkan alat ini terus dikembangkan, bahkan nanti bisa berbasis baterai dan robotik.
“Jadi ke depan, generasi milenial dan Gen Z dapat mengolah lahan dan panen secara otomatis dari jarak jauh. Itulah mimpi pertanian masa depan,” ungkapnya.
Menurut Mentan Amran, harga alsintan saat ini juga semakin terjangkau berkat efisiensi produksi dalam negeri. Ini kemajuan luar biasa yang membuat petani semakin mudah mengakses teknologi,
“Combine harvester dulu harganya Rp600 juta, sekarang hanya sekitar Rp300 juta. Rice transplanter dari Rp60 jutaan kini bisa Rp10 jutaan” ujarnya.
Ia menambahkan, penerapan alsintan modern telah mengubah pola kerja di sektor pertanian. Jika dulu satu hektare sawah membutuhkan 25 orang untuk menanam, kini hanya diperlukan satu operator dengan bantuan mesin.
“Dengan teknologi, produktivitas naik, indeks pertanaman meningkat, dan biaya produksi menurun. Semua ini membawa kita semakin dekat pada cita-cita swasembada pangan nasional,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Combine Harvester – MUD MAX hasil inovasi BRMP Mektan memiliki spesifikasi unggul dengan lebar kerja 2,05 meter, daya mesin 100 HP, serta bobot 2.905 kilogram. Dengan tekanan tanah rendah sebesar 0,17 kg/cm² dan ground clearance 480 mm, alat ini mampu beroperasi optimal di lahan berlumpur dengan daya sangga rendah, sehingga mendukung efektivitas panen di berbagai kondisi geografis Indonesia.
Selain MUD MAX, BRMP Mektan juga mengembangkan Mini Transplanter 4 Row, alat penanam padi yang dirancang untuk lahan kecil dan menengah. Alat ini telah diuji di Lampung Tengah dan mendapat sambutan positif dari petani karena mudah dioperasikan serta hemat energi.





