Kata Papua

Optimisme Danantara Mampu Kelola Aset Secara Transparan untuk Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan - Kata Papua

Optimisme Danantara Mampu Kelola Aset Secara Transparan untuk Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Optimisme Danantara Mampu Kelola Aset Secara Transparan untuk Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

 

Oleh : Jodi Mahendra

 

Indonesia resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), sebuah lembaga investasi strategis yang bertujuan mengelola aset negara secara efisien dan transparan. Dengan potensi pengelolaan aset mencapai lebih dari USD 900 miliar atau sekitar Rp14.670 triliun, Danantara diharapkan menjadi pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

 

 

 

 

Langkah ini sebagai bagian dari transformasi besar dalam manajemen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan strategi pemerintah untuk menghadapi tantangan ekonomi global serta menarik investasi jangka panjang yang sehat dan akuntabel.

 

 

 

 

Pembentukan Danantara merupakan jawaban atas kebutuhan reformasi struktural dalam pengelolaan BUMN. Pemerintah Indonesia telah menyusutkan jumlah BUMN dari 112 menjadi 47 perusahaan, dengan tujuh di antaranya ditetapkan sebagai perusahaan strategis yang akan dikelola secara khusus di bawah naungan Danantara. Sementara itu, Anggota Komisi XI DPR Fathi mengingatkan pemerintah agar mengelola aset secara transparan dan operasional, termasuk aset yang dikelola oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

 

 

 

 

Danantara didirikan dengan struktur yang memungkinkan pengawasan dan pelaksanaan fungsi investasi dilakukan secara terpisah namun sinergis. Terdapat dua entitas utama dalam lembaga ini, yaitu Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana. Menteri BUMN menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas sekaligus anggota, bersama perwakilan dari Kementerian Keuangan serta tokoh profesional yang ditunjuk langsung oleh Presiden.

 

 

 

 

Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama lima tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan. Badan Pelaksana sendiri dipimpin oleh seorang Kepala yang ditunjuk oleh Presiden dan bertugas mengimplementasikan kebijakan investasi dengan dukungan direktur eksekutif serta berbagai komite, termasuk Komite Audit dan Komite Etik. Struktur ini dirancang untuk memastikan pengambilan keputusan berbasis data, bebas intervensi politik, serta akuntabel di mata publik.

 

 

 

 

Menurut Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Aminuddin Ma’ruf menyebut Danantara sebagai entitas baru dalam peradaban ekonomi Indonesia yang memiliki peran strategis dalam mendorong BUMN menjadi perusahaan kelas dunia, karena fokus investasi Danantara diarahkan pada sektor-sektor yang memiliki dampak strategis terhadap pembangunan nasional dan daya saing Indonesia di tingkat global.

 

 

 

 

Di antara sektor yang menjadi prioritas adalah energi terbarukan, industri manufaktur dan hilirisasi, serta produksi pangan. Pemerintah melihat energi terbarukan sebagai solusi jangka panjang dalam menjawab tantangan perubahan iklim dan ketergantungan pada energi fosil. Investasi dalam sektor manufaktur dan hilirisasi diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah produk lokal, mengurangi impor, serta mendorong pertumbuhan industri dalam negeri. Sementara itu, sektor produksi pangan menjadi perhatian utama dalam memastikan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan, terutama dalam menghadapi gejolak pasokan global akibat konflik dan perubahan iklim.

 

 

 

 

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa pengelolaan Danantara harus mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Dalam pidatonya, Presiden menyampaikan bahwa aset yang dikelola Danantara adalah milik rakyat, sehingga pengelolaannya pun harus dapat diaudit kapan saja oleh siapa saja. Komitmen ini tercermin dalam pembentukan komite-komite independen yang memiliki kewenangan untuk mengawasi jalannya proses investasi dan pengelolaan aset.

 

 

 

 

Komite Audit, misalnya, memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa semua keputusan investasi didasarkan pada kajian risiko yang matang dan sejalan dengan tujuan jangka panjang. Komite Etik bertugas menjaga integritas organisasi dan mencegah potensi konflik kepentingan.

 

 

 

 

Keberhasilan Danantara dalam membuktikan transparansi, menghasilkan imbal hasil yang kompetitif, dan menjaga keberlanjutan portofolio investasinya akan sangat menentukan daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi jangka panjang.

 

 

 

 

Peluncuran Danantara juga menjadi sinyal kuat kepada pasar internasional bahwa Indonesia serius dalam memperbaiki tata kelola aset negara dan membuka peluang investasi yang lebih aman dan berkelanjutan. Dalam konteks global yang semakin menuntut akuntabilitas dan ESG (environmental, social, and governance), kehadiran Danantara berpotensi menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam investasi berwawasan lingkungan dan sosial di kawasan Asia Tenggara.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Optimisme terhadap Danantara bukanlah sekadar euforia politik, melainkan harapan konkret untuk menciptakan sistem pengelolaan aset negara yang modern, efisien, dan berpihak pada kepentingan rakyat. Dengan pengelolaan aset yang transparan dan berbasis tata kelola yang baik, Indonesia memiliki peluang besar untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi menuju target 8% per tahun yang dicanangkan pemerintah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keberhasilan Danantara tentu membutuhkan dukungan dan pengawasan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat sipil, akademisi, serta pelaku usaha. Sinergi antara pemerintah dan publik menjadi kunci agar lembaga ini benar-benar menjadi representasi kepentingan nasional dan tidak menjadi alat kekuasaan semata. Dengan langkah awal yang menjanjikan dan desain kelembagaan yang solid, Danantara memiliki semua elemen yang dibutuhkan untuk sukses mengelola aset negara secara transparan dan profesional.

 

 

 

 

.

 

 

 

 

.

 

 

 

 

.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

)* Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial dan Kemasyarakatan

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
On Key

Related Posts