Satu Dekade Pemerintahan Presiden Jokowi, Pembangunan Infratruktur Dirasakan Masyarakat Indonesia
*Jakarta* – Presiden Joko Widodo mengatakan pembangunan infrastruktur selama 1 dekade pemerintahannya mengalami peningkatan yang masif. Hal itu ditunjukkan dalam world competitiveness pembangunan infrastruktur Indonesia mengalami kenaikan ranking dari sebelumnya 34 mnejadi peringkat 27.
“Kita tahu dari pembangunan infrastruktur ini world competitiveness ranking kita naik dari 34 melompat ke 27. Daya saing, itu yang ingin kita raih dari pembangunan yang ada selain, tentu saja, kemanfaatan dari infrastruktur itu untuk rakyat, karena kita memang sekarang ini berkompetisi bersaing dengan negara lain,” kata Presiden Jokowi.
Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Abdul Muis mengatakan pembangunan infrastruktur sangat dibutuhkan untuk mengejar ketertinggalan indeks infrastruktur yang menjadi landasan bagi peningkatan perekonomian. Tidak hanya infrastruktur yang dibangun Kementerian PUPR, tetapi juga infrastruktur energi, transportasi, pertanian, permukiman serta teknologi informasi dan komunikasi.
“Pembangunan infrastruktur yang telah dilaksanakan oleh Kementerian PUPR dalam 10 tahun terakhir telah banyak selesai dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Misalnya pembangunan 61 bendungan selama 2014-2024, di mana 43 bendungan telah selesai untuk menjamin ketersediaan air dan ketahanan pangan nasional. Tahun ini ada 13 bendungan lagi selesai sisa 5 bendungan selesai awal 2025,” tutur Abdul Muis.
Dengan tambahan bendungan selesai telah menambah daerah irigasi premium sebesar 396 ribu hektar, tambahan air baku 52.000 liter/detik dan potensi PLTA sebesar 255 MW. Khusus untuk daerah irigasi, telah dilaksanakan pembangunan bendung dan jaringan irigasi baru seluas 1.18 juta hektar, serta dilaksanakan rehabilitasi bendung dan jaringan irigasi eksisting seluas 4.38 juta hektar (dari total 7.5 juta hektar sawah) pada 2014 hingga 2024, jelasnya.
“Sehingga dengan tambahan pasokan air dari bendungan baru, pembangunan irigasi baru serta rehab irigasi eksisting, indeks pertanaman meningkat dari sekitar 1,4 (2014) menjadi 2,5 (2024),”ujar Abdul Muis.
Selanjutnya untuk mendukung konektivitas guna menekan biaya logistik pada kurun 2014-2024 telah diselesaikan pembangunan jalan tol baru sepanjang 2.700 km sehingga jalan tol operasional menjadi 3.480 km (sepanjang 780 km tol telah operasional dari 1978-2014). Untuk jalan nasional, pada 2015-2024 dibangun 6.000 km jalan baru, utamanya Jalan Trans dan Perbatasan Papua, Kalimantan, NTT, dan Jalur Pantai Selatan Jawa, pungkasnya.