Sumpah Pemuda 2025: TNI-Polri Bersatu Jaga Stabilitas dan Menangkal Provokasi
Oleh: Raka Aditya Putra
Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2025 di berbagai daerah di Indonesia berlangsung dengan tertib, aman, dan penuh semangat kebersamaan. Momen bersejarah ini tidak hanya menjadi pengingat adanya ikrar pemuda yang pernah dengan sangat lantang terucapkan pada tahun 1928 silam, tetapi juga sekaligus menjadi bahan refleksi secara nyata dari sinergi TNI dan Polri dalam menjaga stabilitas nasional serta menangkal berbagai macam bentuk provokasi yang dapat mengganggu keutuhan bangsa.
Kolaborasi antara TNI dan Polri tersebut terlihat sebagai simbol ketangguhan persatuan Indonesia. Di tengah situasi sosial dan politik yang sangat dinamis, kedua institusi tersebut terus saja menunjukkan contoh nyata dari bagaimana menjalin kekompakan dalam menjalankan fungsi strategisnya.
TNI menjaga kedaulatan negara dan keutuhan wilayah, sementara Polri memastikan bahwa keamanan serta ketertiban di tengah masyarakat tetap terjaga. Kombinasi diantara dua kekuatan ini menjadikan bangsa Indonesia tetap kokoh berdiri di tengah ancaman disinformasi, provokasi, dan gesekan sosial yang dapat kapan saja mengancam harmoni nasional.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menilai bahwa terciptanya suasana aman dan tertib selama peringatan Hari Sumpah Pemuda tersebut mencerminkan meningkatnya kesadaran publik terhadap pentingnya untuk senantiasa menjaga persatuan di tengah kondisi apapun.
Menurutnya, semangat Sumpah Pemuda di masa kini bukan lagi menjadi hanya sebatas perjuangan yang dilakukan secara fisik semata seperti pada tokoh dan pahlawan dulu untuk melawan penjajah, melainkan justru di jaman sekarang, perjuangan dilakukan secara kolektif untuk senantiasa menjaga keutuhan bangsa di tengah derasnya arus informasi digital dan tekanan global.
Kesadaran publik untuk terus bersama-sama ikut dan berpartisipasi dalam menjaga kondusivitas tersebut menjadi bukti konkret bahwa semangat persatuan di jaman kini nyatanya masih hidup dalam jiwa masyarakat Indonesia.
Dalam konteks tersebut, sinergi TNI dan Polri menjadi pondasi utama dalam mempertahankan stabilitas nasional. Kolaborasi keduanya tidak hanya tampak pada kegiatan pengamanan saja, tetapi juga dalam langkah-langkah strategis untuk menangkal provokasi yang dapat menimbulkan konflik sosial di tengah masyarakat.
Melalui patroli gabungan, pengawasan ruang digital, hingga pendekatan yang dilakukan secara humanis dalam menangani dinamika sosial, TNI dan Polri mampu memastikan bahwa setiap potensi gangguan dapat ditangani dengan cepat dan tepat.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan komitmen TNI untuk terus bersinergi dengan Polri dalam menjaga keamanan nasional. Ia menilai, kerja sama erat antara dua institusi tersebut bersama masyarakat menjadi wujud konkret semangat gotong royong yang diwariskan para pendiri bangsa.
Dalam berbagai kesempatan, TNI dan Polri juga berkolaborasi dalam kegiatan sosial, seperti bakti masyarakat dan pendidikan bela negara, sebagai upaya memperkuat hubungan antara aparat keamanan dan rakyat.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan apresiasi terhadap peran aktif masyarakat dan generasi muda dalam mendukung stabilitas nasional selama peringatan berlangsung.
Ia menilai, kondusivitas tidak mungkin tercipta tanpa peran seluruh elemen bangsa. Kerja sama antara TNI, Polri, dan masyarakat merupakan faktor utama yang menjaga keamanan nasional tetap stabil di tengah derasnya arus disinformasi.
Kapolri juga menyoroti pentingnya kewaspadaan publik terhadap penyebaran hoaks dan ujaran kebencian di dunia maya. Ia mengingatkan bahwa provokasi digital sering dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin menimbulkan perpecahan.
Oleh karena itu, TNI dan Polri memperkuat patroli siber untuk memantau penyebaran isu provokatif serta mendorong masyarakat agar lebih cerdas dalam menyaring informasi. Upaya ini bertujuan menjaga ruang digital tetap sehat dan menjadi sarana edukatif bagi generasi muda.
Sinergi kedua institusi tersebut tidak hanya berdampak pada keamanan, tetapi juga memperkuat semangat kebangsaan di kalangan masyarakat. TNI dan Polri menjadi contoh nyata bahwa perbedaan peran dan fungsi tidak menghalangi kolaborasi. Seperti semangat Sumpah Pemuda 1928 yang menyatukan keberagaman menjadi kekuatan, sinergi TNI-Polri hari ini menjadi representasi modern dari semangat itu.
Di tengah tantangan era digital, provokasi bukan lagi muncul di jalanan, tetapi menyebar melalui layar gawai. TNI dan Polri memahami bahwa menjaga stabilitas tidak cukup hanya dengan kekuatan fisik, melainkan juga dengan kecerdasan sosial dan digital.
Kolaborasi keduanya dalam edukasi publik, kampanye anti-hoaks, serta kerja sama dengan tokoh masyarakat menjadi strategi kunci mencegah provokasi yang dapat memecah belah bangsa.
Peringatan Sumpah Pemuda 2025 pun menjadi momentum penting untuk mempertegas kembali makna persatuan. Stabilitas yang terjaga bukan semata hasil kerja aparat, tetapi buah dari kepercayaan dan kolaborasi rakyat dengan penjaga keamanan. Dari Sabang hingga Merauke, suasana damai dan penuh semangat kebersamaan menandai bahwa bangsa Indonesia telah semakin dewasa dalam menjaga harmoni sosial.
Melalui sinergi TNI dan Polri yang terus kokoh, bangsa Indonesia menunjukkan ketangguhan menghadapi provokasi dan tantangan zaman. Persatuan yang dibangun bukan hanya dalam seremonial peringatan, melainkan menjadi semangat yang hidup di setiap penjuru negeri. Seperti sumpah para pemuda 97 tahun lalu, sinergi tersebut adalah bukti bahwa persatuan adalah kekuatan paling mendasar dalam menjaga keutuhan dan masa depan Indonesia. (*)
Analis Pertahanan Nasional






