Kata Papua

Gegap Gempita Pariwisata NTT Sambut KTT ASEAN - Kata Papua

Gegap Gempita Pariwisata NTT Sambut KTT ASEAN

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Gegap Gempita Pariwisata NTT Sambut KTT ASEAN

NTT – Nusa Tenggara Timur (NTT) siap menyambut pelaksanaan KTT ASEAN Summit 2023 pada tanggal 9-11 Mei 2023.

Salah satu tujuan utama pelaksanaan KTT tersebut adalah meningkatkan perdamaian dan stabilitas kawasan. Selain itu, pelaksanaan KTT ASEAN juga akan memberikan dampak positif bagi pariwisata Indonesia.

Salah satu objek wisata terkenal di NTT adalah Labuan Bajo. Kabupaten Manggarai Barat yang menjadi tuan rumah objek wisata tersebut, menyatakan bahwa selama pelaksanaan KTT ASEAN, Labuan Bajo tetap akan buka untuk para wisatawan.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Zeth Sony Libing, mengatakan, momentum tersebut tidak hanya untuk memperkenalkan Labuan Bajo, tetapi juga destinasi lain di Pulau Flores.

”Kalau Labuan Bajo sudah terkenal karena menjadi destinasi superprioritas,” ujarnya.

Menurut Zeth, dalam kesempatan ini, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan mempromosikan destinasi wisata di sembilan kabupaten lainnya di Pulau Flores dengan lebih agresif.

Labuan Bajo dianggap sebagai pintu gerbang wisata di sisi barat Pulau Flores yang memungkinkan wisatawan untuk menjelajahi semua tempat wisata di sana.

Beberapa contoh tempat wisata yang akan dipromosikan di antaranya adalah kampung adat Wae Rebo dan situs fosil manusia purba Homo Florensiensis yang berada di Kabupaten Manggarai, perkebunan kopi di Kabupaten Manggarai Timur, Kampung Adat Bena dan pusat kerajinan bambu di Kabupaten Ngada, serta Desa Wisata Pajoreja dan Gunung Ebulobo di Kabupaten Nagekeo.

Selain itu, terdapat juga tempat-tempat wisata menarik lainnya seperti rumah pengasingan Presiden RI pertama Soekarno dan danau tiga warna Kelimutu yang berada di Kabupaten Ende, perkampungan tenun ikat di Kabupaten Sikka, kota beribu kapel di Kabupaten Flores Timur, deretan gunung berapi aktif dan pasar barter di Kabupaten Lembata, serta surga bawah air di Alor.

“Semua tempat wisata ini akan menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang ingin menjelajahi keindahan Pulau Flores dan sekitarnya”, jelasnya.

Sementara itu, pelaku UMKM NTT dan Owner Putri Pak Tani, Fitriah Dahlan sangat mendukung kegiatan KTT ASEAN di Labuan Bajo dan berharap dapat berdampak positif bagi ekonomi masyarakat sekitar.

“Saya sangat mendukung kegiatan KTT ASEAN Summit, karena untuk pertama kalinya kegiatan ini dilakukan di provinsi NTT,” ucapnya.

“harapannya, semoga kegiatan ini berjalan dengan lancar, sukses, dan berdampak ekonomi untuk warga Labuan Bajo dan provinsi NTT,” lanjutnya.

Dalam acara tersebut, Indonesia akan menjadi tuan rumah dan memimpin ASEAN sebagai ketua. Berbagai hal penting akan dibahas dalam KTT tersebut, termasuk isu-isu ekonomi, politik, dan keamanan di kawasan ASEAN. Dengan persiapan yang matang dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan KTT ASEAN 2023 dapat menjadi ajang untuk memperkuat solidaritas dan kerja sama di antara negara-negara anggota ASEAN.

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn

Most Popular

Categories

Related Post

Uncategorized
Mengecam Kelicikan KST Papua Jadikan Masyarakat Papua Tameng Hidup Oleh : Clara Anastasya Wompere Kelompok separatis dan teroris (KST) di Papua merupakan gerombolan kriminal dan pengacau yang sangat licik. Bagaimana tidak, pasalnya mereka dengan sangat tegas menggunakan warga yang merupakan masyarakat orang asli Papua (OAP) untuk menjadi tameng hidup pada saat terjadinya baku tembak dengan pihak aparat keamanan dari personel gabungan ketika mereka sedang terpojok. Satuan Tugas (Satgas) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Batalyon Infanteri 133 Yudha Sakti terlibat baku tembak dengan gerombolan separatis tersebut, yang mana juga termasuk ke dalam Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kampung Ayata, Kabupaten Maybrat. Dalam baku tembak itu, sebanyak ratusan warga setempat berhasil dievakuasi oleh aparat keamanan untuk bisa menghindarkan mereka dari adanya upaya ataupun potensi akan intimidasi dari kelompok separatis. Seluruh warga telah dievakuasi ke tempat yang aman agar bisa menghindarkan mereka dari KST Papua. Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Letnan Kolonel (Letkol) Infanteri Andika Ganesha Sakti yang memimpin langsung Satgas tersebut berhasil menggagalkan upaya pengibaran bendera Bintang Kejora yang hendak dilakukan oleh kelompok separatis dan teroris dari Organisasi Papua Merdeka itu di Dusun Aimasa Lama, Kampung Ayata, Distrik Aifat Timur Tengah. Diketahui bahwa aksi pengibaran bendera Bintang Kejora tersebut dilakukan dalam rangka untuk memperingati Hari Manifesto Politik Papua Merdeka pada tanggal 1 Desember. Sempat terjadi baku tembak antara gerombolan separatis itu dengan pihak aparat keamanan dari Satgas TNI. Baku tembak tersebut terjadi saat aparat keamanan hendak berupaya untuk menggagalkan rencana pengibaran Bendera Bintang Kejora yang dilakukan oleh kelompok penentang ideologi negara itu. Mereka semua bahkan sempat sangat terdesak karena adanya tindakan tegas yang dilakukan oleh aparat keamanan. Akan tetapi, tatkala sedang terdesak, alih-alih menyerahkan diri, justru KST Papua melakukan cara licik lainnya, yakni melakukan intimidasi kepada warga setempat untuk menjadikan mereka sebagai tameng hidup pada saat baku tembak tersebut terjadi. Sontak, mengetahui adanya kelicikan yang dilakukan oleh gerombolan teroris dari Bumi Cenderawasih itu, aparat keamanan pun langsung bergerak dengan cepat dan dengan sangat hati-hati untuk melakukan penyelamatan kepada para penduduk kampung demi bisa menghindari jatuhnya korban jiwa dari masyarakat sipil. Pergerakan tempur yang dilakukan oleh pihak Satgas TNI sendiri kemudian membuahkan hasil yang sangat optimal, yakni aparat keamanan pada akhirnya berhasil memukul mundur KST Papua dan membuat mereka semua langsung melarikan diri masuk ke arah hutan dan perbukitan. Tentu saja upaya yang dilakukan oleh aparat keamanan tidak hanya berhenti sampai di situ saja, melainkan pihak Satgas TNI langsung mengerahkan sejumlah drone untuk melakukan pemantauan dari udara mengenai pergerakan yang dilakukan oleh gerombolan separatis tersebut. Dari hasil pantauan yang dilakukan melalui drone di udara, ternyata diketahui bahwa KST Papua yang melakukan penyerangan dan sempat melakukan kontak tembak dengan aparat keamanan bahkan hingga menjadikan warga sipil sebagai tameng hidup itu berjumlah sekitar delapan orang yang merupakan pimpinan dari Manfred Fatem. Mereka semua juga terlihat membawa beberapa pucuk senjata api. Terkait hasil pemantauan dan juga penyelidikan yang langsung dilakukan oleh aparat keamanan setelah sempat terjadinya kontak tembak hingga membuat KST Papua terpojok dan melarikan diri itu, Letkol Infanteri Andika Ganesha Sakti kemudian menuturkan bahwa ditemukan rencana dari pihak gerombolan teroris tersebut selain melakukan pengibaran akan bendera Bintang Kejora, namun mereka juga hendak menyusun rencana untuk melakukan penyerangan kepada aparat keamanan serta melakukan aksi teror yang dapat mengganggu kenyamanan serta kedamaian dari masyarakat setempat. Meski begitu, namun untuk saat ini, situasi akan keamanan dan kondusifitas di Kampung Ayata sendiri sudah secara sepenuhnya dikuasai oleh aparat keamanan dari personel gabungan yang terdiri dari TNI dan juga Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), yang mana seluruh aparat keamanan itu jelas akan tetap terus hadir bagi masyarakat untuk bisa memberikan rasa aman kepada warga setempat di Bumi Cenderawasih. Guna bisa memastikan upaya memberikan kenyamanan dan mendatangkan keamanan bagi masyarakat setempat di Papua hingga mereka semua bisa merasa aman, aparat TNI dari Satgas Yonif 133 Yudha Sakti juga memberikan bantuan logistik berupa makanan dan juga dukungan pelayanan kesehatan yang ditujukan bagi sebanyak ratusan penduduk. Lebih lanjut, pihak pasukan aparat keamanan juga sampai saat ini masih terus berupaya untuk melakukan pemburuan kepada para pelaku dari kelompok separatis dan teroris Papua itu serta membuat parameter akan pengamanan di sekitar wilayah perkampungan agar tidak sampai disusupi lagi oleh KST pimpinan Manfred Fatem. Sebenarnya gerombolan teroris dari KST Papua tersebut sama sekali tidak berdaya, pasalnya mereka hanya bisa melancarkan aksi yang sangat licik ketika sedang terpojok dalam baku tembak melawan aparat keamanan Republik Indonesia. Mereka dengan sangat tega bahkan menggunakan warga sipil yang tidak berdosa sebagai tameng hidup. )* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Yogyakart
On Key

Related Posts