Kata Papua

Hilirisasi Industri Tarik Investasi dan Buka Lapangan Kerja - Kata Papua

Hilirisasi Industri Tarik Investasi dan Buka Lapangan Kerja

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Hilirisasi Industri Tarik Investasi dan Buka Lapangan Kerja
Oleh : Andi Kurniawan )*
Pemerintah terus mendorong hilirisasi industri demi menarik investasi. Dengan adanya investasi, maka tidak hanya membuka peluang bisnis saja tetapi juga membuka lapangan kerja sehingga angka pengangguran akan berkurang.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, kebijakan hilirisasi membuat Indonesia disegani oleh negara-negara di dunia. Hal tersebut disebabkan karena hilirisasi menjadi instrumen penting bagi negara berkembang menuju negara maju.
Bahlil juga mengatakan, hilirisasi merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan industri berkelanjutan yang telah terbukti berdampak pada pertumbuhan ekonomi penciptaan lapangan pekerjaan, serta peningkatan pendapatan negara.
Pemerintah berupaya serius untuk mendorong hilirisasi dalam penciptaan nilai tambah sumber daya alam, contohnya melalui pembangunan smelter tembaga oleh PT Freeport Indonesia (PT FI) di Gresik, Jawa Timur.
Lebih lanjut, Bahlil juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku industri hilirisasi dengan pengusaha nasional di daerah. Hal tersebut bertujuan agar pengusaha daerah menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri dan mendapatkan manfaat secara maksimal dari sumber daya alamnya. Bahlil memaparkan bahwa salah satu tujuan hilirisasi adalah menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di daerah.
Sementara itu, Chairman of the board & CEO Freeport Mc-MoRan Richard C Adkerson dalam orasinya juga menyampaikan kebanggaannya atas kontribusi Freeport Mc-MoRan melalui PT FI yang telah beroperasi di Indonesia sejak 1972 hingga kini tambang di Papua telah dioperasikan sepenuhnya oleh warga negara Indonesia.
Richard juga menjelaskan bahwa dibangunnya smelter tembaga di Gresik Jawa Timur merupakan bentuk komitmen PT FI kepada pemerintah Indonesia. Dirinya menjelaskan, memang hal ini membutuhkan modal yang besar, namun pembangunan smelter ini menjadi suatu kebanggaan karena merupakan smelter single line terbesar yang mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Manfaat smelter ini jauh lebih besar dari sekadar investasi, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan dan pengembangan komunitas. Kesempatan di sektor pertambangan untuk masa mendatang juga masih terbuka.
Dengan semangat yang sama untuk mendukung hilirisasi, Rektor ITS Mochamad Ashari menambahkan saat ini ITS telah mendesain dan memproduksi perahu panjang (long boat) untuk digunakan di Sungai Mamberamo, Papua dan juga kendaraan roda dua berbasis listrik dengan tenaga surya yang digunakan di area pegunungan di Papua.
Pembangunan smelter ini tentunya akan mendatangkan investasi bagi Indonesia, dengan adanya smelter ini tentu saja akan memberikan nilai tambah dan dampak baik pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sejauh ini, tercepat PTFI telah menyerap 98% tenaga kerja dari Indonesia, dari 98% tersebut, tenaga kerja yang sudah bekerja di PTFI 40%-nya merupakan warga Papua. Hal ini tentunya sesuai dengan tema dalam orasi ilmiah dengan kearifan lokal.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan, di akhir tahun ini ditargetkan progres pembangunan mencapai 50% dan pada 2023 mechanical construction telah selesai. Kemudian dilanjutkan dengan pre-comissioning sehingga di pertengahan 2024 mulai bisa produksi.
Tujuan hilirisasi perekonomian tentu saja tak lain adalah meningkatkan nilai jual komoditas, memperkuat struktur industri, menyediakan lebih banyak lapangan pekerjaan, serta meningkatkan peluang usaha di dalam negeri.
Oleh karena itu, Kementerian Investasi/Kepala BKPM dan PT Freeport Indonesia (PTFI) melakukan orasi ilmiah untuk memberikan pemahaman mengenai hilirisasi kepada mahasiswa di Indonesia.
Hilirisasi juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan di daerah dan memberikan kesempatan bagi masyarakat di daerah untuk menjadi pengusaha di daerahnya masing-masing.
Pemerintah Indonesia juga tengah menggencarkan hilirisasi, khususnya di sektor pertambangan. Hilirisasi merupakan strategi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas yang diekspor bukan lagi berupa bahan baku, melainkan barang setengah jadi atau barang jadi.
Perlu diketahuhi bahwa Kebutuhan investasi Indonesia diproyeksi akan mencapai Rp 5.800 triliun hingga Rp 5.900 triliun. Bappenas sendiri sengaja mendorong pertumbuhan investasi sebesar 6,4% pada tahun 2021.
Investasi sendiri memiliki artian jika pembelian dari modal barang-barang yang tidak dikonsumsi, namun untuk memenuhi kebutuhan masa mendatang. Jika pendapatan investasi mengalami peningkatan, tentu saja akan mendorong investasi menjadi lebih besar.
Kondusifitas iklim investasi di Indonesia tentu saja dapat mendorong seseorang untuk menanamkan investasi dengan risiko dan biaya serendah mungkin. Namun hasil yang ada cukup besar untuk jangka waktu tertentu.
Investasi merupakan penggerak perekonomian negara, sehingga pemerintah perlu menjaga kondusifitas negara serta mengupayakan hilirisasi perekonomian di Indonesia agar investor semakin berminat untuk berinvestasi di Indonesia.
Hilirisasi Perekonomian di Indonesia merupakan upaya nyata dari pemerintah untuk menarik investor agar bersedia menanamkan modalnya di Indonesia, suburnya investasi tentu saja akan berdampak positif bagi perekonomian nasional, salah satunya adalah terbukanya lapangan kerja dan terserapnya tenaga kerja.

)* Penulis adalah kontributor Persada Institute

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

On Key

Related Posts