Bagaimana persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua? sejauh ini 90 persen infrastruktur penunjang pelaksanaan kegiatan olahraga nasional lima tahunan ini sudah rampung. Dari sekian banyak yang sudah dilakukan pemerintah yang paling penting adalah infrastruktur jaringan untuk berkomunikasi.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G Plate menyatakan, telah mengantisipasi potensi kenaikan trafik menjelang penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua. Menurutnya, Kementerian Kominfo menyiapkan backup jaringan telekomunikasi untuk mendukung kebutuhan panitia penyelenggara, atlet, dan ofisial.
“Kami menyadari bahwa akan terjadi peningkatan traffic yang besar, sehingga nanti tentu pasti disiapkan dengan backup telekomunikasi di Papua, baik itu di tempat penyelenggaraan PON, tempat penginapan-penginapan atlet maupun nanti penyelenggara-penyelenggara kegiatan,” ujarnya, dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk Mengintip Kesiapan PON XX Papua, dari Rumah Dinas Menkominfo, Jakarta, Kamis, 24 Juni 2021, seperti dikutip dari laman Indonesia.go.id
Dalam diskusi FMB9, turut hadir Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali dan Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano. Cadangan telekomunikasi sangat penting, baik sebelum, selama, dan sesudah berlangsungnya penyelenggaraan PON XX serta Pekan Paralympic Nasional (Perparnas) XVI di Papua.
PON ini juga sangat menentukan bahwa Indonesia tidak terhambat oleh Covid-19. “Papua dan PB PON harus sukses di dalam melaksanakan PON, karena ini menjadi tugas kita bersama,” jelasnya.
Menurut Menteri Kominfo, operator telekomunikasi seluler telah menyampaikan komitmen untuk memastikan infrastruktur yang dimiliki dapat menjamin kualitas dan didukung dengan backup layanan. Termasuk infrastruktur yang dibangun oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo. “Kita tentu akan memperhatikan last mile BTS-BTS-nya, mobile-mobile BTS, dan akses internet, termasuk pemanfaatan satelit untuk mendukung telekomunikasi pada saat sebelum, selama, dan sesudah PON di Papua, kalau itu kita sudah siapkan betul-betul,” kata Johnny.
Perlu diketahui, pada Mei lalu, telekomunikasi di Jayapura dan sekitarnya tak berfungsi baik, akibat kabel jaringan bawah laut, jaringan kabel laut Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) ruas Biak-Jayapura putus. Namun putusnya kabel itu tidak membuat seluruh wilayah Papua mengalami gangguan atau black out.
Total kapasitas yang terdampak akibat putusnya jaringan kabel laut tersebut sebesar 154 Gbps. Adapun total trafik normal seluruh Papua sebesar 464 Gbps. Adapun area yang terdampak gangguan tersebut, kata dia, berada di empat titik, yakni di wilayah Jayapura, Abepura, Sentani, dan Sarmi.
Tim recovery telah membangun kabel bawah laut di kedalaman yang sama di rute baru, sehingga saat ini layanan telekomunikasi fiber optik data dari Indonesia barat ke Papua, dan dari Papua ke belahan Indonesia tengah dan barat itu sudah kembali normal seperti sebelum terjadi putusnya kabel bawah laut.