Jaringan Teroris di Merauke Harus Diputus

Densus 88 Antiteror Polri berhasil menangkap 11 terduga teroris di beberapa distrik di Kabupaten Merauke, Papua, mulai Jumat (28/5/2021) hingga Minggu (30/5/2021) lalu. Sebelum ditangkap terduga jaringan teroris itu diantaranya melibatkan sepasang suami istri dan sempat menggelar latihan bom bunuh diri.

Ketua Aliansi Papua Penuh  Damai (Papeda) Yulianus Dwaa,  saat dikonfirmasi di Jayapura, Selasa (08/06/2021) mengatakan pihaknya menyampaikan apresiasi kepada Polri, karena bisa mengungkap jaringan teroris di Merauke.

Dikatakan deteksi dini terduga jaringan teroris di Merauke itu penting dan mendesak. Bukan hanya tugas aparat keamanan, baik Polri, Polda Papua, Polres Merauke dan sejumlah Polsek di wilayah Merauke.

Tapi juga membutuhkan keterlibatan stake holder, seperti tokoh- tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan lain-lain yang ada di Merauke,  untuk melakukan deteksi dini kemudian memutus mata rantai  terduga jaringan teroris di Merauke.

“Kira-kira anak- anak kita, adik-adik kita siapa yang sudah pernah diajar dan ikut jaringan teroris,” ujarnya.

Karena itu, imbuhnya, semua masyarakat yang ada di Merauke dan  Papua bersama berkewajiban menjaga Tanah Papua sebagai zona damai.

Dikatakan jika ada saudara-saudara yang menunjukan  tanda- tanda kecurigaan di kiri dan kanan, maka  segera menyampaikan kepada RT/RW, kepala desa, kepolisian terdekat bahwa ada kecurigaan terduga jaringan teroris.

“Sehingga jangan sampai doktrin itu dia berkembang luas. Kalau sudah berkembang luas atau membumi sudah susah kita bendung,” terangnya.