Kata Papua

Mendukung Kebijakan Strategis Pemerintah Wujudkan Ketahanan Ekonomi Nasional - Kata Papua

Mendukung Kebijakan Strategis Pemerintah Wujudkan Ketahanan Ekonomi Nasional

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Mendukung Kebijakan Strategis Pemerintah Wujudkan Ketahanan Ekonomi Nasional

Oleh : Azahrin

Ketahanan ekonomi nasional telah menjadi prioritas bagi pemerintahan di berbagai belahan dunia, terutama dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks seperti yang kita alami saat ini.

Di tengah dinamika geopolitik, perubahan iklim, dan perubahan paradigma ekonomi global, keberlanjutan dan ketahanan ekonomi suatu negara menjadi kunci untuk menghadapi segala tantangan.

Pemerintah memiliki peran sentral dalam memastikan ketahanan ekonomi nasional terwujud. Melalui kebijakan strategis yang tepat, pemerintah dapat menciptakan lingkungan ekonomi yang stabil, inklusif, dan berkelanjutan. Serta merumuskan kebijakan strategis yang mampu membangun fondasi ekonomi yang kokoh dan berkelanjutan. Artikel ini akan membahas berbagai langkah dan strategi yang dapat didukung untuk mewujudkan ketahanan ekonomi nasional.
Pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut pada 2023, di tengah pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat/menurun dan ketidakpastian pasar keuangan yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 justru tetap tinggi pada kisaran 4,5-5,3 persen ditopang oleh permintaan domestik yang kuat.
Pemerintah bergerak cepat menyiapkan berbagai skenario untuk mengantisipasi dampak gejolak geopolitik dunia saat ini. Disamping itu, fundamental ekonomi nasional juga kuat yang diantaranya terlihat dari prospek bagus Kepercayaan Konsumen yang berada di level positif yakni 123,8, penjualan eceran yang tumbuh tiga setengah persen year on year, dan sektor manufaktur yang relatif tinggi dibandingkan berbagai negara lain yakni PMI 54,2. Sementara itu, inflasi Indonesia juga relatif terkendali dalam rentang 2,5±1%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa dalam gejolak geopolitik saat ini, para pemimpin dunia juga relatif menghindari eskalasi dan potensi-potensi disrupsi terkait dengan logistik, supply chain, dan kepentingan di Selat Hormuz.
Lembaga Pemeringkat Moody’s menilai ketahanan ekonomi Indonesia tetap terjaga dengan pertumbuhan yang tinggi dan stabil dan berbagai instrumen kebijakan kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Stabilitas perekonomian juga terjaga, baik stabilitas eksternal maupun internal. Neraca Pembayaran Indonesia tetap baik ditopang kinerja transaksi berjalan yang sehat, di tengah tekanan terhadap neraca modal dan finansial seiring tingginya ketidakpastian global.
Kinerja perekonomian domestik yang positif ini dicapai di tengah gejolak perekonomian dunia yang meningkat dan penuh tantangan. Berbagai perkembangan menunjukkan 5 (lima) karakteristik mewarnai kinerja dan prospek ekonomi global 2023. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang melemah dan disertai divergensi. Kedua, penurunan inflasi lambat. Ketiga, suku bunga tinggi dalam waktu lama. Keempat, arus modal keluar dari negara Emerging Market and Developing Economies (EMDEs). Kelima, nilai tukar dolar AS tetap kuat.
Perkembangan global ini memberikan tekanan terhadap ekonomi negara berkembang sehingga diperlukan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi dampak negatif rambatan global tersebut terhadap ketahanan ekonomi domestik.
Dalam mendorong ketahanan dan kebangkitan ekonomi, Pemerintah telah menyediakan berbagai strategi kebijakan ekonomi. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Suswijono Moegiarso mengatakan ada beberapa kebijakan yang dilakukan Pemerintah dalam mendorong peningkatan eskpor, diantaranya dengan pembentukan Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional, membuka peluang pasar-pasar baru seperti non traditional market, serta memperkuat kerja sama perdagangan.
Daya saing ekonomi suatu negara merupakan faktor penentu dalam menarik investasi dan meningkatkan ekspor. Pemerintah harus berupaya untuk meningkatkan daya saing melalui reformasi regulasi, perbaikan iklim investasi, peningkatan kualitas infrastruktur, serta pembangunan kapasitas sumber daya manusia. Kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga akademis juga penting dalam menciptakan ekosistem bisnis yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, Kerjasama internasional menjadi salah satu kunci dalam membangun ketahanan ekonomi nasional. Pemerintah perlu memperkuat hubungan diplomatik dan ekonomi dengan negara lain, baik melalui perjanjian perdagangan, investasi langsung, maupun kerjasama dalam pengembangan infrastruktur dan teknologi. Kemitraan yang kuat akan membantu membuka pasar baru, meningkatkan akses terhadap teknologi dan sumber daya, serta mengurangi ketergantungan pada pasar tunggal.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat (Rerie) menyampaikan bahwa ketegangan di Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina memang memiliki potensi berdampak terhadap Indonesia. Dampak krisis global dan perubahan iklim yang terus berlanjut perlu ditangani dengan serius. Oleh karena itu diperlukan upaya antisipasi melalui kebijakan yang menunjang ketahanan ekonomi dalam negeri.
Ketahanan ekonomi nasional bukanlah tujuan yang dapat dicapai secara instan, namun merupakan hasil dari kerja keras serta upaya yang berkelanjutan dan terencana dengan baik. Pemerintah memiliki peran utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi. Melalui kebijakan strategis yang komprehensif dan kolaborasi lintas sektor serta lintas negara, suatu negara dapat membangun fondasi ekonomi yang kokoh dan tangguh dalam menghadapi tantangan global yang kompleks.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada 2024 diprakirakan dalam kisaran 4,7-5,5 persen dan akan terus meningkat dalam jangka menengah. Inflasi diprakirakan tetap terkendali pada kisaran sasaran 2,5 persen pada 2024.
Defisit transaksi berjalan akan terjaga rendah dan sehat pada kisaran defisit 0,1 persen sampai dengan defisit 0,9 persen PDB pada 2024. Demikian pula pertumbuhan kredit/pembiayaan oleh perbankan kepada dunia usaha yang diprakirakan juga akan meningkat menjadi 10-12 persen pada 2024.

)* Mahasiswa Unair Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn

Komentar ditutup.

On Key

Related Posts