Kata Papua

Pemerintah Perkuat Transparansi dan Akuntabilitas untuk Memerangi Korupsi - Kata Papua

Pemerintah Perkuat Transparansi dan Akuntabilitas untuk Memerangi Korupsi

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Pemerintah Perkuat Transparansi dan Akuntabilitas untuk Memerangi Korupsi

Oleh: Naomi S

Pemberantasan korupsi adalah salah satu ujung tombak bagi peningkatan kualitas pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya pemerintah untuk memperkuat transparansi dan akuntabilitas telah menunjukkan arah yang positif, kebijakan dan praktik yang mengedepankan keterbukaan informasi, digitalisasi layanan publik, serta peningkatan pengawasan internal semakin diposisikan sebagai fondasi utama reformasi birokrasi. Pendekatan ini tidak sekadar bersifat simbolis melainkan terarah pada perubahan struktur yang membuat praktik koruptif semakin sulit berjalan dan lebih mudah terdeteksi oleh publik dan lembaga pengawas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Setyo Budiyanto meminta pemerintah daerah agar dapat menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan tata kelola pemerintahan. Transparan dan akuntabilitas ini harus dijaga, sekarang segala sesuatu terbuka saja, apa yang menjadi informasi yang publik bisa tahu silahkan dibuka sebagai bentuk pertanggungjawaban. Salah satu langkah penting yang mendapat sorotan adalah pergeseran pelayanan administratif dan pengadaan ke ranah digital.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penggunaan sistem pengadaan secara elektronik dan pelaporan keuangan berbasis digital, mengurangi interaksi tatap muka yang selama ini sering membuka peluang penyalahgunaan kewenangan. Dengan alur yang tercatat secara elektronik, jejak keputusan, penawaran, dan realisasi anggaran menjadi lebih dapat diverifikasi; hal ini memberi peluang bagi auditor internal, badan pemeriksa, dan publik untuk menelaah kebijakan pengeluaran negara dengan lebih efektif. Selain itu, sistem digital membuka ruang untuk analisis data yang lebih canggih yang memungkinkan pola-pola pencucian dana atau anomali pengeluaran teridentifikasi lebih cepat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Transparansi juga diperkuat lewat kebijakan keterbukaan informasi publik dan kewajiban pelaporan aset pejabat. Ketika masyarakat memiliki akses terhadap informasi kebijakan, anggaran, dan pelaksanaan program, suara publik menjadi pengawas aktif atas tata kelola pemerintahan. Upaya pemberantasan korupsi tidak hanya bergantung pada perangkat teknologi atau aturan administratif: penguatan institusi penegak hukum dan pengawasan internal menjadi pengimbang yang krusial. Kolaborasi antar-institusi pengawas, peningkatan kapasitas audit, serta modernisasi prosedur penyelidikan dan penindakan memperkuat sinergi dalam merespons indikasi pelanggaran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sikap tegas terhadap pelaku yang melanggar norma hukum dan etika publik menjadi sinyal bahwa pemerintah serius menjaga integritas tata kelola. Pada saat yang sama, aspek pencegahan melalui pembinaan, pendidikan antikorupsi dalam birokrasi, dan pembentukan budaya kerja yang menekankan pelayanan publik diprioritaskan agar akar permasalahan dapat ditekan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Setyo Budiyanto juga meminta seluruh kepala daerah di Provinsi Lampung menjadikan prinsip transparansi dan akuntabilitas sebagai pedoman utama dalam penyelenggaraan pemerintahan. Pentingnya kolaborasi dan kesamaan visi antara pemerintah daerah dan KPK dalam mencegah praktik korupsi. Pencegahan korupsi harus dilakukan secara bersama-sama seperti visi Presiden Prabowo bersama Indonesia Maju menuju Indonesia Emas 2045.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Peran masyarakat sipil, media, dan sektor swasta juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Ketika masyarakat diberi ruang untuk partisipasi baik melalui mekanisme pelaporan publik, whistleblower protection, maupun forum konsultasi kebijakan kontrol sosial terhadap kebijakan publik menjadi nyata. Media yang bebas dan profesional berfungsi mempublikasikan temuan-temuan penting sehingga akuntabilitas dapat ditegakkan di panggung publik. Sektor swasta, lewat praktik tata kelola perusahaan yang baik dan komitmen anti-korupsi dalam rantai pasok, turut menekan peluang korupsi dalam interaksi bisnis-pemerintah. Sinergi antara negara, masyarakat, dan industri inilah yang memperkuat ekosistem antikorupsi secara berkelanjutan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Langkah-langkah administratif yang memperkecil celah korupsi juga patut diapresiasi. Misalnya, upaya menyederhanakan perizinan dan layanan publik mengurangi panjangnya prosedur birokrasi yang selama ini memicu praktik suap. Reformasi alur kerja yang mengedepankan standar waktu pelayanan, transparansi biaya, dan mekanisme pengaduan yang responsif membawa manfaat ganda: efisiensi pelayanan dan pengurangan peluang koruptif. Mekanisme pengaduan yang terintegrasi dan mudah diakses oleh warga menjadi alat penting untuk memantau penyimpangan di lapangan dan memastikan penanganan yang cepat serta transparan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pengukuran capaian melalui indikator kinerja dan publikasi hasil audit juga merupakan bentuk akuntabilitas yang harus diapresiasi. Ketika pemerintah secara rutin mempublikasikan hasil audit, laporan kinerja, dan tindak lanjut rekomendasi pemeriksaan, masyarakat memperoleh gambaran nyata tentang bagaimana anggaran dikelola dan apakah rekomendasi perbaikan dijalankan. Ini membantu membangun kepercayaan publik komoditas penting yang selama ini rentan terkikis akibat praktik korupsi. Menyusun metrik yang jelas dan memonitornya secara berkala menjadikan upaya antikorupsi tidak hanya retorika, tetapi terukur dan dapat dievaluasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemberantasan korupsi menjadi perjalanan panjang yang membutuhkan keterlibatan seluruh elemen bangsa. Pemerintah telah mengarahkan kebijakan yang menempatkan transparansi dan akuntabilitas sebagai pilar utama, dan hal ini layak mendapat apresiasi. Namun, keberhasilan sejati akan tercapai ketika setiap kebijakan dijalankan dengan konsistensi, ketika lembaga pengawas bekerja optimal, dan ketika masyarakat tetap menjadi pengawal setia terhadap integritas publik. Dengan komitmen bersama, cita-cita pemerintahan yang bersih dan pelayanan publik yang bermartabat bukan lagi sekadar aspirasi melainkan tujuan yang dapat dicapai secara nyata.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

)* Pengamat Kebijakan Publik

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
On Key

Related Posts