KTT AIS Bahas Tata Kelola Maritim dan Peluang Bisnis Berkelanjutan
BALI – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States atau AIS merupakan Forum negara pulau dan kepulauan yang digelar di Nusa Dua, Bali, pada 11 Oktober 2023. Salah satu topik utama yang dibahas adalah mengenai tata kelola laut berkelanjutan.
Terkait hal tersebut, Peneliti Universitas Padjadjaran, Alexander Muhammad Khan mengapresiasi pelaksanaak KTT AIS yang pertama kali dilaksanakan. Menurutnya hal itu akan menjadi momentum perbaikan tata Kelola maritim di Indonesia.
Ia melanjutkan bahwa memang persoalan maritim masih ada yang belum terselesaikan. Namun ia juga turut mengapresiasi berbagai langkah pemerintah dalam memperhatikan persoalan tersebut.
“Pemerintah telah berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pengelolaan akan hal ini, baik secara spesies maupun secara ekosistem atau habitat,” ujarnya
Selanjutnya, dirinya berharap agar Pemerintah mengedepankan strategi pentahelix yakni penguatan peran Pemerintah, akademisi, hingga masyarakat. Strategi ini, kata Alexander, adalah kunci untuk menangani masalah maritim secara cermat dan tepat di Indonesia.
“Sinergi pentahelix ini harus lebih diperkuat atau sosialisasikan karena untuk beberapa kawasan masih kurang berjalan dengan baik. Saya harapkan hal ini buka sekedar jargon tapi benar-benar diimplementasikan,” tuturnya
Sebelumnya, Sekretaris Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Ayodhia G.L. Kalake, mengatakan Indonesia mengundang puluhan negara di KTT AIS. Ia berharap pelaksanaan forum tersebut bisa sukses seperti G20 lalu.
“KTT AIS Forum ini dilaksanakan pada 11 Oktober 2023 di Bali dan juga secara paralel akan dilakukan pertemuan tingkat menteri AIS Forum pada 10 Oktober 2023 yang menjadi pertemuan untuk menyiapkan dokumen ataupun hal-hal khusus lainnya yang berkaitan dengan KTT AIS tersebut,” kata Ayodhia.
Ayodhia menilai langkah menjadi tuan rumah KTT AIS bisa membuat Indonesia bisa mengambil peran penting, khususnya dalam menjaga tata kelola laut yang berkelanjutan.
“Jadi kita punya peran penting dan strategis menentukan tata kelola laut yang berkelanjutan,” tutur Ayodhia.
Ayodhia berharap KTT AIS bisa mempererat hubungan dengan negara-negara mitra dalam menghadapi tantangan bersama dan memitigasinya. Sehingga forum itu juga bisa membuka peluang pasar atau bisnis baru.
“Pada intinya kita mendorong blue economy, pengembangan laut yang berkelanjutan termasuk dari wisata baharinya,” ujar Ayodhia.